Komunikasi Dalam Bingkai Disrupsi di Era Digital

ilustrasi--canva.com

BACA JUGA:PPDP Harus Jeli Colit Data Pemilih

Kehadiran media sosial bahkan berdampak pada cara masyarakat berkomunikasi di segala bidang. Kehadiran media sosial membawa dampak perubahan cara berkomunikasi dari tradisional menjadi modern dan serba digital, serta membuat komunikasi yang berlangsung menjadi lebih efektif. 

Kemudian, dengan media sosial, komunikasi menjadi lebih mudah, cepat dan transparan dalam menyampaikan informasi. Selain itu, media sosial tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan lainnya.

Salah satu dampak yang paling terasa adalah munculnya konsep “netizen maha benar”, di mana pengguna media sosial merasa memiliki hak untuk menghakimi dan menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya.

Kasus pembunuhan Vina Cirebon di tahun 2016 menjadi contoh nyata fenomena ini. Media sosial dibanjiri dengan komentar dan spekulasi liar dari para netizen, banyak di antaranya yang tidak berdasarkan fakta dan justru hanya memperkeruh suasana.

BACA JUGA:Hari Jadi Cirebon: Momentum Menjaga Perjuangan Para Leluhur

Contoh komentar netizen yang menunjukkan fenomena “netizen maha benar” dalam kasus Vina Cirebon: “Pelakunya pasti orang dekat korban!” , “Polisi tidak becus mengusut kasus ini!” , “Hukuman mati saja pelakunya!”. 

Komentar-komentar tersebut tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga dapat berakibat negatif. Pertama, dapat menghambat proses investigasi polisi karena informasi yang salah dapat menyesatkan arah penyelidikan. Kedua, dapat memicu cyberbullying terhadap pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut, seperti keluarga korban, saksi, atau bahkan terduga pelaku. 

Ketiga, dapat memperkeruh suasana dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Fenomena “netizen maha benar” ini harus disikapi dengan bijak.

Kita perlu belajar untuk lebih kritis dalam menerima informasi di media sosial, dan tidak mudah terprovokasi oleh komentar-komentar yang provokatif. Dengan menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan bertanggung jawab, kita dapat membantu menciptakan ruang digital yang lebih positif dan informatif.

BACA JUGA:Paripurna Hari Jadi Menggunakan Bahasa Daerah

Perlu kita ingat bahwa media sosial adalah alat yang dapat kita gunakan untuk kebaikan atau keburukan. Kita perlu menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab agar kita dan orang lain tidak terjebak dalam fenomena “netizen maha benar” yang dapat membawa dampak negatif. (*)

*Penulis adalah Mahasiswa KPI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Tag
Share