Eksistensi Calistung
ilustrasi--
Oleh: Frian Abdulrachman Saleh SPd*
PENERAPAN calistung di dunia Pendidikan sangatlah familiar keberadaannya karena konsep metode pembelajaran ini merupakan langkah awal dalam memahami materi pembelajaran di sekolah formal maupun non formal.
Jadi, calistung sebuah langkah awal belajar yang konkret dalam merumuskan sebuah permasalahan terhadap pembelajaran akademik.
Calistung merupakan pembelajaran yang isinya membaca (merangkai kosa kata untuk dibaca), menulis (memahami kosa kata untuk diekspresikan melalui tulisan), dan berhitung (mempresentasikan angka pada bentuk nilai konkrit).
BACA JUGA:Polri Gerebek Pabrik Narkoba Terbesar di Indonesia, Amankan Bukti Rp 145 Miliar
Seperti pendidikan prasekolah pada umumnya melaksanakan kegiatan pengoptimalan dalam pencapaian hasil belajarnya terhadap calistung.
Memang pendidikan prasekolah secara garis besar merupakan pendidikan sebelum fase sekolah dasar untuk memiliki kesiapan dalam belajar menuju proses belajar yang lebih terstruktur pada kelas 1-6 nanti.
Akan tetapi pendidikan prasekolah bertujuan untuk membantu anak menyesuaikan diri dan menjalani transisi dengan lancar menuju proses belajar dalam ragam kemampuan fondasi yang perlu dimiliki anak usia dini agar dapat berkembang secara utuh.
Antara lain kemampuan mengelola emosi, kemandirian, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan berbahasa, dan utamanya pemaknaan terhadap belajar yang positif (BSKAP, 2023), kemampuan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, termasuk kemampuan literasi dan numerasi.
BACA JUGA:Pendaftar Capim dan Dewas KPK 2024-2029 Sepi, Nurul Ghufron Yakin Bakal Banyak Yang Daftar
Itu artinya pada pendidikan prasekolah mengoptimalkan hasil pencapaian belajarnya kepada sebuah konsep pembelajaran yang bermakna (bermain bermakna pada hakekatnya adalah aktivitas bermain yang memberikan kesempatan/ruang bereksplorasi sehingga bermanfaat untuk mengembangkan karakter dan kompetensi anak) dalam kehidupan sehari-harinya dan tidak menekankan kepada calistung.
Seperti kita ketahui kebanyakan lembaga pendidikan prasekolah beserta guru melaksanakan pencapaian pembelajaran mengarahkan pada konsep pembelajaran calistung untuk nilai akademiknya.
Ini terjadi lantaran sebuah keberhasilan dalam melaksanakan proses kegiatan belajar selama mengajar, daya saing yang tinggi untuk ketercapaian sebuah lembaga pendidikan prasekolah dalam mempromosikan hasil belajar siswanya kepada ranah masyarakat secara luas karena, dengan sendirinya menciptakan sebuah prodak yang bagus dan layak dipandang.
Sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menjadikan pendidikan prasekolah ini layak dalam menitipkan anak nya untuk belajar sebelum fase dasar atau pada pendidikan sekolah dasar maupun pada lembaga pendidikan dasar formal lainnya.