Menyusun Mindset Sukses

ilustrasi--

Oleh: Siti Jubaedah* 

KEGAGALAN acap dimaknai sebagai kesalahan atau aib. Tak ayal, kegagalan dimaknai sebagai kesalahan yang seharusnya dihindarkan.

Dampaknya, banyak orang atau organisasi yang kemudian memilih untuk tetap berada di zona nyaman dan enggan melakukan perubahan atau inovasi ketimbang harus menderita kegagalan.

Bahwa kehidupan berjalan tidak selamanya mulus sesuai harapan. Selalu ada risiko kegagalan yang mengintai dalam setiap etape mencapai tujuan.

BACA JUGA:Membayar Pajak=Dari Rakyat dan Untuk Rakyat

Ironisnya, kegagalan seakan merupakan kosa kata yang ingin ditiadakan dari kamus kehidupan. Tentunya itu merupakan kemustahilan. Setiap fase dari proses pencapaian secara inheren akan selalu ada risiko kegagalan.

Dalam konteks itu, menarik untuk mencerna pendapat Susan Kahn dalam bukunya Bounce Back (2019). Bahwa kegagalan bukanlah momok yang membuat kita ketakutan untuk melangkah atau berbuat sesuatu yang baru.

Bahkan menurutnya, ketika kita ingin mengecap kesuksesan, maka langkah awal yang perlu ditempuh adalah dengan menerima bahwa kegagalan merupakan sesuatu yang tak terelakkan.

Pandangan ini tentunya secara psikologis dapat dipahami bahwa kegagalan merupakan peristiwa yang terjadi kepada siapapun, sehingga tidak perlu merasa sendiri dan menjadi terpuruk karenanya.

BACA JUGA:Ubah Birokrasi untuk Melayani

Meski banyak success story dari orang-orang terkenal seperti Thomas Edison: Sang penemu yang terkenal karena penemuan lampu pijar ini pernah mengalami ribuan kegagalan sebelum akhirnya berhasil menciptakan lampu pijar yang sukses.

Walt Disney: Pendiri Disney juga mengalami banyak kegagalan sebelum kesuksesannya. Salah satu contohnya adalah saat dia dipecat dari sebuah surat kabar karena dianggap kurang kreatif dan tidak memiliki ide yang baik.

Demikian pula Steve Jobs yang bahkan lebih ironis lagi pernah dipecat dari Apple, perusahaan yang dia bidani kelahirannya.

Toh, pada akhirnya mereka mampu mencapai kesuksesan setelah kegagalan yang membekapnya. Namun, tetap saja bagi sebagian orang, kegagalan sebagai momok yang menakutkan.

Tag
Share