Transformasi Agama dalam Slow Living

ilustrasi--

BACA JUGA:Poktan Sri Makmur 3 Dukung Raperda Pertanian Organik

Konsekuensi logis dari kondisi psikologis ini adalah lahirnya kesadaran kritis atas realitas sosial dengan pradigma dan ideologi yang tersibgah oleh wahyu dan menjadi energi pendobrak untuk tandang ke gelanggang mengkonstruksi dan mentransformasikan kehidupan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai ajaran wahyu.

Surah Al-Muddatstsir ayat ke-1 sampai ke-7, Rasulullah diperintahkan untuk bangkit dan memberikan peringatan.

Perintah ini mengharuskan Rasulullah dan para sahabatnya agar membangun kerangka kerja dakwah dengan visi bahwa masyarakat Arab jahiliyah pada saat itu adalah obyek dakwah, bukan musuh.

Meskipun secara psikologis sulit karena pengalaman pahit para sahabat yang diperlakukan zalim oleh orang Quraisy, dakwah tetap harus dilaksanakan dengan paradigma gerakan dalam bingkai jama’ah dan otoritas kepemimpinan lansung di bawah komando Rasulullah. Ketaatan kepada komando Rasulullah ini sekaligus menjadi bukti keimanan.

BACA JUGA:Turunkan Stunting lewat PMT

Proses pengkaderan dilaksanakan di rumah Arqam bin Arqam, selain untuk menggembleng mental dan semangat juang para sahabat, juga agar para sahabat memahami ajaran Islam dengan baik, untuk menghindari bias dalam meyampaikan dan memperagakan keunggulan ajaran Islam.

Mereka juga harus siap dalam perdebatan dan dialog dengan para pemuka dan tokoh di luar Islam. Perintah "qum faandzir" sejatinya merupakan seruan untuk kebangkitan intelektual umat Islam.

Perintah untuk mengagungkan Allah, mencegah kesombongan dan menjaga kebersihan diri dari dosa serta menjaga dakwah dari penyusupan ideologi dan egoisme.

Ayat-ayat ini menegaskan agar tidak memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak dan tetap menjaga kesabaran dalam menjalankan perintah Allah.

BACA JUGA:Optimis Menang Pilbup, PDIP Tak Gentar Hadapi Koalisi Besar

Surah Al-Fatihah, yang menjadi pembuka setiap shalat, merangkum inti ajaran Islam. Surah ini mengajarkan tentang pujian kepada Allah, permohonan hidayah, dan perlindungan dari jalan yang sesat.

Ini menunjukkan bahwa setiap langkah dalam hidup kita harus didasarkan pada panduan ilahi, yang membawa kita kepada kehidupan yang lurus dan bermakna.

Dalam konteks modern, ini bisa diartikan sebagai upaya terus-menerus untuk mencari petunjuk Allah dalam setiap aspek kehidupan, baik pribadi maupun sosial.

Dalam menghadapi realitas sosial yang berbeda, Rasulullah dan para sahabat tetap teguh pada garis demarkasi tauhid.

Tag
Share