Tambang dan Agama

ilustrasi--

BACA JUGA:Meningkatkan Akses Informasi Kesejahteraan Sosial

Belum lagi soal akuntabilitasnya yang lemah. Industri ekstraktif itu memang sumber uang. Tetapi jangan lupa, ia juga sekaligus sumber masalah yang seringkali ditutup-tutupi.

Kerusakan lingkungan seperti banjir, longsor, pengahancuran habitat, polusi, perubahan mutu iklim, pencemaran udaraair, hingga perampasan lahan warga atas nama pembangunan seringkali kita simak sebagai efek buruk pertambangan yang tak bisa ditutupi.

Tentu saja, aspek-aspek ini bertentangan dengan pesan-pesan agama dan ketuhanan. Bukankah ormas keagamaan adalah pembawa pesan-pesan Tuhan di bumi?

Apalah kata Tuhan nantinya? Agama sebagai pembawa kemashlahatan-penyelamatan seharusnya tampil menegur aktivitas tambang. Ormas sebagai institusi keagamaan harus terdepan menjalankan kritik itu.

BACA JUGA:WTP Tidak Berarti Bebas dari Catatan

Bukan malah menjadi pelaku tambang. Bukankah agama sebagai pembawa kebaikan, bukan pelaku pengrusakan? Apalah kata Tuhan nantinya? Negara-negara besar kini mulai gusar dengan industri ekstraktif seperti tambang.

Mereka menambang di negeri orang, termasuk Indonesia. Mereka telah merasakan efek negatif industri itu, seperti krisis air, perubahan iklim, hingga menipisnya cadangan sumberdaya alam.

Mereka kini berupaya mencari industri baru yang ramah lingkungan dan tak beresiko pada menurunnya mutu bumi sebagai ruang mahluk hidup.

Agama seharusnya terlibat dalam urusan ini. Dalam sisi sosial, dampak pertambangan, khususnya tambang batubara di antaranya adalah seringnya terbuka konflik lebar antara masyarakat dengan pihak pengelola tambang, menurunnya kualitas kesehatan masyarakat, pencemaran lingkungan, terjadinya perubahan pola pikir masyarakat dan terjadinya perubahan struktur sosial di masyarakat yang tak adil.

BACA JUGA:Stand Menarik,Produk UKM Kota Cirebon Dikenal Luas, Hadir Dalam Ajang Rakernas APEKSI ke-XVII di Balikpapan

Ormas keagamaan yang selama ini berjuang untuk kepentingan masyarakat korban, tiba-tiba hadir menciptakan masalah di tengah masyarakat karena tambang.

Apalah kata Tuhan nantinya? Dari sisi akuntabilitas, kita pun faham bagaimana pertambangan menjadi ruang persekongkolan kejahatan keuangan.

Korupsi timah 300 triliun yang viral itu salah satu bukti bagaimana tambang menjadi industri persekongkolan “pencurian” dan kebohongan.

Dan itu sejak lama berlangsung. Tak masuk akal, bagaimana mungkin ormas agama mau menceburkan diri dalam kubangan kebohongan sejenis itu?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan