Kebiasaan Merokok Masyarakat Kabupaten Cirebon
Tembakau-net-
BACA JUGA:OJK Cirebon Kukuhkan Pimpinan Baru
Dengan melihat data ini, kesimpulannya semakin besarnya pengeluaran untuk konsumsi makanan, maka maka pengeluaran untuk rokok juga semakin besar.
Untuk rata-rata Kabupaten Cirebon, pengeluaran rokok adalah sebesar 14,4 persen dari total pengeluaran makanan masyarakat per kapita per bulan.
Bagaimana apabila kita bandingkan pengeluaran untuk rokok dengan total pengeluaran rumah tangga (makanan dan minuman).
Menurut Survey Susenas Maret 2023, golongan 40 terbawah memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan sebesar Rp608.148, jadi pengeluaran untuk membeli rokok/tembakau yang sebesar Rp42.492 adalah 6,9 persen dari total pengeluaran rata-rata per kapita per bulan.
BACA JUGA:Juara Poster Tanggap Bencana di Apeksi
Sedangkan di lapisan 40 persen menengah, yang memiliki memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan sebesar Rp1.089.135, pengeluaran rokok yang sebesar Rp93.175 adalah 8,5 persen dari total pengeluaran per kapita per bulannya.
Berbeda lagi dengan kondisi pada golongan 20 persen teratas, dengan pengeluaran per kapita per bulan sebesar Rp2.752.433, pengeluaran untuk rokoknya adalah sebesar Rp. 215.396 atau 7,8 persen dari total pengeluaran per kapita per bulannya.
Melihat data ini, maka dapat disimpulkan dolongan masyarakat 40 persen menengahlah yang menghabiskan lebih banyak uangnya untuk membeli rokok karena memiliki persentase pengeluaran rokok terbesar (8,5 persen) dibanding total pengeluarannya.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah meskipun ditengah naiknya harga komoditas pangan secara umum yang menyebabkan pengeluaran konsumsi membengkak, dan dengan penghasilan yang terbatas, masyarakat kabupaten Cirebon masih mengalokasikan uangnya untuk mengkonsumsi rokok.
BACA JUGA:Survei Geolistrik Air Tanah, Kedalaman hingga 40 Meter
Bila dibandingkan dengan hasil Survey Susenas Maret tahun 2022, terjadi penurunan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merokok pada hasil Survei Susenas Maret 2023, disertai dengan berkurangnya pula jumlah rokok yang dikonsumsi selama seminggu terakhir.
Kondisi ini cukup menggembirakan namun tetap harus diwaspadai karena jumlah perokok aktif masih relatif tinggi.
Semoga jumlah perokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi di Kabupaten Cirebon akan semakin menurun di masa yang akan datang dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan bahaya merokok dan promosi kesehatan yang baik dari pemerintah. (*)
Penulis adalah Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Cirebon