Kebiasaan Merokok Masyarakat Kabupaten Cirebon

Tembakau-net-

BACA JUGA:Kasus Vina Cirebon, Da'i Bachtiar Meluruskan Berita-berita Keliru di Medsos

Uniknya, hal berbeda ditemui pada data jumlah batang rokok yang dihabiskan pada ketiga kelompok pengeluaran. 

Jika kita melihat per kelompok pengeluaran, maka golongan 40 persen terbawah justru menghabiskan batang rokok terbanyak, yaitu rata-rata 71,85 batang per minggu.

Diikuti golongan 40 persen menengah sebanyak 67,48 batang per minggu dan golongan 20 persen teratas sebanyak 66,63 batang rokok per minggu. Hal ini membuktikan bahwa kelompok ekonomi terbawah, meskipun dalam keadaan ekonomi yang sulit, masih mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang banyak. 

Kembali ke pengeluaran terkait merokok, seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam survey Susenas kondisi perekonomian masyarakat dibagi kedalam tiga golongan/lapisan, yaitu 40 persen terbawah, 40 persen tengah, dan 20 persen teratas. 

BACA JUGA:Netty Dukung Suhendrik Maju Pilkada Kota Cirebon

Di Kabupaten Cirebon, pada lapisan ekonomi 40 persen terbawah, pengeluaran per kapita per bulan untuk rokok/tembakau adalah Rp42.492, untuk lapisan 40 persen menengah pengeluaran per kapita per bulan untuk rokok/tembakau adalah Rp93.175, dan untuk lapisan 20 persen teratas menghabiskan Rp215.396 per kapita per bulan untuk membeli rokok/tembakau.

Dari ketiga lapisan/golongan ekonomi ini secara rata-rata masyarakat Kabupaten Cirebon menghabiskan Rp.97.442 per kapita per bulan untuk membeli rokok/tembakau.

Yang menjadi pertanyaan, berapa proporsi dari total pengeluaran yang digunakan masyarakat untuk membeli rokok.

Seperti kita ketahui bahwa dalam teori ekonomi, terdapat tiga macam kebutuhan secara umum, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

BACA JUGA:Guna Tingkatkan Kompetensi, Mahasiswa IPB Cirebon Magang di News dan Translation Agency

Kebutuhan primer dapat berupa sandang, pangan dan papan. Dalam survey Susenas, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, pengeluaran dicatat kedalam dua kategori yaitu makanan dan non makanan. 

Untuk golongan 40 persen terbawah, pengeluaran untuk makanan per kapita perbulan adalah Rp392.759, dengan pengeluaran untuk rokok per kapita per bulan yang sebesar Rp42.492 maka pengeluaran untuk rokok mencapai 10,8 persen dari total pengeluaran untuk makanan.

Sedangkan untuk lapisan 40 persen menengah, dengan total pengeluaran makanan sebesar Rp652.423 maka pengeluaran untuk rokok adalah sebesar 14,2 persen dari total pengeluaran makanan. 

Dan untuk lapisan 20 persen teratas, total pengeluaran makanan adalah Rp1.286.440. Maka persentase pengeluaran untuk rokok adalah adalah sebesar 16,7 persen dari total pengeluaran makanan.

Tag
Share