Gaya Hidup Ala Manhaj Nubuwah
Ilustrasi--
BACA JUGA:Koalisi PKS-Nasdem Lanching Sekber dan Buka Pendaftaran Cabup Cirebon
Surah yang pertama kali turun yang diterima oleh Rasulullah yaitu surah Al-Alaq ayat ke-1 sampai ayat ke-5 menandai awal dari proses transformasi ini.
Ayat-ayat ini diturunkan dengan menekankan pentingnya membaca dan memahami realitas dengan perspektif ilahiyah, yang menjadi bahan dasar membentuk ideologi bagi umat Islam sekaligus menjadi basis demarkasi ketauhidan.
Ini menunjukkan bahwa perubahan harus dimulai dari pemahaman mendalam tentang Tuhan sebagai satu-satunya zat yang maha kuasa, eksistensi manusia, dan alam semesta.
Ketiga tema besar inilah yang selama ribuan tahun memaksa para filsuf dari saman Socrates hingga saman Neitzsche dan para mengikutnya berpikir keras dan terjebak dalam kebingungan untuk menemukan hakikat dari ketiga tema besar tersebut.
BACA JUGA:PKS Kantongi Modal 30 Ribu Suara Pileg
Pada titik inilah persoalan mendasarnya. Manusia sebagai makhluk bebas sekaligus akan dimintai pertanggung jawaban petuh atas apa yang dia telah perbuat.
Dengan posisi ini manusia membutuhkan petunjuk dan standar nilai kebenaran yang diyakini secara mutlak dapat mengantarkan dia kepada keselamatan dan kebahagiaan hidup, bukan bersumber dari syak (keragu-raguan) atau pun dzan (dugaan) semata.
Rasulullah saat menerima surah Al-Alaq meresponsnya dengan kerja-kerja yang lebih bersifat kontempelatif. Proses kerja kontempelatif ini memungkinkan untuk merespons hal-hal yang substansial dan ini merupakan prasyarat, agar terjadi proses internalisasisecara sempurna ke dalam sistem kesadaran manusia.
Dan karena bangunan sistem kesadaran inilah yang kemudian mampu memberikan interpretasi utuh tentang realitas kehidupan.
BACA JUGA:5 PAC Gerindra Dukung Furqon Dapatkan Rekomendasi Pilwalkot
Olehnya itu penekanan pada funsgsi akal dan ilmu pengetahuan dalam ayat-ayat ini menunjukkan bahwa pembangunan peradaban harus berakar pada ilmu yang benar dan kesadaran akan keesaan Allah.
Konsep inilah yang Rasulullah di awal kenabiannya meracik secara utuh dan menginjeksi secara sempurna ke dalam alam bawah sadar dan menjadi basis “ideologi” bagi para sahabatnya, sehingga ketika pada saatnya harus berbenturan dengan realitas sosial yang berbeda dan bertentangan, maka sudah terbangun sistem pertahanan, baik secara psykis maupun dalam tataran pemikiran.
Atas bimbingan wahyu Alquran, Rasulullah dan para sahabatnya itu siap lahir bathin menyikapi segala realitas sosial yang terjadi.
Demikianlah selanjutnya bagaimana surah Alqalam ayat ke-1 sampai ke-7 bekerja menuntun dengan menegaskan bahwa perbedaan orientasi hidup dan sistem nilai kehidupan yang dianut manusia adalah sesuatu yang niscaya ada dan terjadi.