PDIP dan PKB Krisis Tokoh Politik
Syahidin SHI--
SUMBER - Manuver partai politik (parpol) jelang Pilbup Cirebon 2024 makin kencang. Jalinan “asmara” antar parpol pun semakin intim. Khususnya, kedua koalisi parpol yang telah terbangun di bulan Mei 2024.
PKS-Nasdem dan Gerinda-Golkar-Demokrat membuktikan kesolidannya menggaungkan perubahan. Secara hitungan, kedua koalisi itu, dapat mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati. Pun PDIP yang mampu mengusung satu paket di Pilbup Cirebon.
Sementara hanya satu parpol yang belum menentukan koalisinya, yakni PKB. Padahal, sudah ada belasan pendaftaran bakal calon kepala daerah di PKB. Sayangnya, PKB belum dilirik partai manapun berkoalisi menyatukan persepsi.
"Memang waktu masih lama untuk menentukan pilihannya, bisa jadi dalam injury time PKB bisa bergandeng dengan salah satu parpol tertentu untuk memenuhi syarat mencalonkan calonya di Pilkada 2024," kata pengamat politik dan sosial, Syahidin SHI, kepada Radar Cirebon.
BACA JUGA:Suhendrik Kunjungi Ulama Besar Kota Cirebon Habib Hasanain
"Saya berharap berharap agar PKB segera membangun komunikasi dengan partai lain agar tidak terisolasi atau ngejomblo di pilkada nanti," terangnya.
Ia memprediksi, jika parpol-parpol oposisi tidak membentuk koalisi besar, secara elektoral PDIP akan diuntungkan. Sebab, sejarah kemenangan telak mereka dalam setiap Pilkada secara langsung.
"Egoisme parpol oposisi harusnya belajar dari kekalahan sebelumnya. Jika kepentingan masing-masing parpol lebih diutamakan, hasilnya tidak akan maksimal," tambahnya.
Saat ini, lanjut Syahidin, parpol yang berkoalisi adalah oposisi dari pemerintah sekarang. Kasus yang menimpa PDIP terkait Sunjaya Purwadisastra seharusnya menjadi pemicu perubahan bagi parpol oposisi.
BACA JUGA:Usai Gerindra-Nasdem Koalisi, Golkar Gak Mau Ketinggalan Momentum
"Kepuasan terhadap pemerintahan Imron-Ayu menurun drastis, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cirebon stagnan, dan masyarakat banyak mengeluhkan kurangnya kepekaan pemerintah terhadap masalah seperti jalan berlubang," jelasnya.
Ia juga menilai, PDIP krisis tokoh. Harusnya dijadikan kesempatan para oposisi untuk membangun koalisi kekuatan besar untuk bertarung melawan petahana. Ia menambahkan bahwa keputusan koalisi bisa berubah jika PDIP sudah menetapkan rekomendasinya.
"PDIP sedang dilema menentukan kader yang akan direkomendasi, mengingat banyaknya aduan masyarakat di media sosial terkait turunnya kepercayaan publik terhadap Imron-Ayu," ungkapnya.
Menurut Syahidin, jika PDIP merekomendasikan Nuruzzaman, ada kemungkinan besar PDIP dapat merangkul partai lain dan menciptakan koalisi kuat. Misalnya dengan PKB jika Nuruzzaman berpasangan dengan Gus Abe.