Jumat, 08 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Femisida Perempuan
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Jumat , 24 May 2024 - 19:33
Ilustrasi--
femisida perempuan oleh: endang kurnia* berabad-abad lamanya, dalam rekaman sejarah peradaban manusia perempuan selalu digambarkan dengan dua cara pandang yang ambigu (tidak jelas) serta cara pandang yang paradoks (bertentangan). perempuan adakalanya dipuja, disanjung, pun pada saat yang sama perempuan direndahkan, dilecehkan, dihinakan bahkan sampai dibunuh. ia dianggap sebagai tubuh yang indah bagai bunga ketika ia mekar, tetapi kemudian ia dicampakkan begitu saja tatkalah ia layu. baca juga:maraknya kasus perceraian perempuan di puji sebagai “tiang negara” dan ketika menjadi sosok seorang ibu, perempuan dipandang dengan penuh kekaguman bahwa “surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu”. namun disisi yang lain, realitas-realitas yang tidak menyenangkan dalam konteks sosial juga masih sering menimpa kaum perempuan akhir-akhir ini. beberapa hari yang lalu, melalui media sosial kita kembali disuguhkan dengan berita-berita miris yang menyayat hati yang dialami oleh kaum perempuan. mulai dari kasus pelecehan seksual, perdagangan manusia (yang kebanyakan korbannya adalah perempuan) hingga pada kasus kdrt yang berujung pada pembunuhan perempuan (istri sendiri). baca juga:tingkatkan produksi mangga dan sayuran mungkin masih segar dalam ingatan kita, tentang perempuan yang dibunuh oleh rekan kerjanya sendiri, yang kemudian mayatnya dimasukkan ke dalam koper dan dibuang begitu saja di bekasi. belum lagi kasus seorang istri yang dengan tega dimutilasi oleh suaminya sendiri bahkan mirisnya tanpa perasaan bersalah sedikit pun tubuhnya kemudian ditawarkan kepada warga setempat untuk dibeli. hingga pada kasus yang terjadi di cirebon baru-baru ini, suami membakar istrinya sendiri hingga menghembuskan nafas terakhirnya. potret realitas yang tidak menyenangkan ini, merupakan perbuatan yang tidak manusiawi, jauh dari sifat moralitas yang luhur dalam ajaran agama yang kita peluk selama ini. baca juga:tangkap anggota dan tiga ketua geng motor dalam kajian gender perbuatan yang amoral seperti ini, diisitilahkan sebagai praktek femisida. istilah femisida itu sendiri dimaknai sebagai suatu perilaku pembunuhan terhadap perempuan secara langsung ataupun tidak langsung disebabkan karena jenis kelamin atau gendernya. pada hakikatnya kejahatan femisida itu didorong oleh rasa superioritas, dominasi, hegemoni, agresi maupun misogini atau kebencian terhadap perempuan serta rasa ingin menguasai perempuan, hingga pada ketimpangan relasi kuasa dan kepuasan sadistik. melihat realitas yang terjadi dewasa ini yang menimpa kaum perempuan dari hari ke hari, membawa penulis pada kesadaran bahwasanya bukan tidak mungkin kasus femisida atau kejahatan pada perempuan itu seperti sebuah “fenomena gunung es”. baca juga:perpanjang masa jabatan kuwu dalam artian bahwa fakta dan bentuk yang sesungguhnya jauh lebih besar dan beragam. boleh jadi kasus femisida atau kejahatan pada perempuan lainnya, itu tersembunyi di rumah-rumah, di ruang-ruang kerja, di lembaga pendidikan, di tengah komunitas agama hingga pada ruang publik lainnya. hanya saja karena kuatnya dominasi lak-laki atas perempuan atau bisa juga karena ketimpangan relasi kuasa sehingga hal tersebut tidak terungkap ke ruang publik. sekali lagi ini adalah kasus yang terpantau melalui media sosial, lalu bagaimana dengan kasus yang tidak terpantau atau sengaja ditutup-tutupi, bisa saja angkanya jauh lebih besar dari yang terungkap. baca juga:semakin cinta membaca al quran, 103 siswa sd islam al azhar 3 cirebon ikuti tasyakur khotmil quran tawaran solusi kompleksitas motif para pelaku femisida atau kejahatan pada perempuan menjadi problem tersendiri untuk menawarkan sebuah solusi yang tepat dalam permasalahan ini. namun dalam keyakinan kita tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. maka dari itu, menurut hemat penulis setidaknya ada dua tawaran solusi secara umum yang bisa mencegah atau paling tidak mengurangi kasus femisida yaitu pendekatan keagamaan dan kehadiran negara sebagai payung hukum yang berkeadilan. agama dan negara adalah dua institusi yang berperan penting dalam menjaga stabilitas keamanan masyarakat dan eksistensi negara bangsa. baca juga:telat kiriman, harga bawang bombay naik drastis, sekarang rp100 ribu per kilo agama dan negara mesti kerja sama dalam menciptakan ruang yang aman dan damai bagi rakyatnya tak terkecuali keamanan bagi perempuan dari segala bentuk kekerasan, pelecehan hingga berakhir pada pembunuhan perempuan. dalam konteks ini, agama melalui institusi-institusinya dan pemuka agama diharapkan dapat mengambil peran dalam rangka membangun karakter dan akhlak individu-individu masyarakat sedemikian rupa sehingga perilaku bermoral luhur muncul sebagai tradisi atau menjadi adat kebiasan. disamping itu, hal yang tatkalah penting adalah pemuka agama mesti menyuarakan dan mensosialisasikan secara masif tentang pentingnya memanusiakan manusia, memuliakan perempuan, sikap saling menghargai antar sesama tanpa peduli apa jenis kelaminnya dan segala atribut identitas yang melekat pada dirinya. hal tersebut bisa dilakukan melalui jalan dialog, ceramah-ceramah, diskusi sesama masyarakat baik dirumah-rumah, ruang-ruang kerja, lembaga pendidikan ataupun diruang publik lainnya. baca juga:asal laporan administrasi lengkap dan jelas, dana talangan pmt segera diganti selain agama, negara juga memiliki andil besar untuk mencegah segala bentuk kekerasan pada perempuan. negara tidak boleh abai dan menutup mata melihat kasus-kasus yang melanggar hukum kemanusian apatah lagi kejadian tersebut sudah berulang kali terjadi. maka dari itu, negara melalui seluruh pilar pemerintahan (eksekutif, legislatif dan yudikatif) mesti meninjau ulang ataupun merumuskan kembali secara khusus hukum dan perundang-undangan mengenai kasus femisida dan segala bentuk kekerasan pada perempuan. (*) *ketua madani private learning
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 25 Mei 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
9 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
10 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
10 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
10 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
10 jam
Berita Terpopuler
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
10 jam
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
14 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
10 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
14 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
10 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan