Kisah Bocah Cirebon Alami Depresi karena HP Dijual Orang Tua: Langsung Dibantu Presiden
Pj Walikota Cirebon dan rombongan berada di rumah A di Kelurahan Pekiringan.-Dedi Haryadi-Radar Cirebon
CIREBON- Seorang bocah kelas 6 SD asal Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, dikabarkan mengalami depresi. Bocah berinisial A itu diduga depresi akibat HP miliknya dijual orang tuanya untuk kebutuhan ekonomi keluarga.A diketahui membeli HP tersebut dari hasil keringatnya sendiri. Ia memang kerap mencari uang dengan menjadi ojek payung hingga mengumpulkan kenclengan.
Selain HP, A juga membeli sepeda sendiri dari hasil menabung. Namun, pada saat orang tuanya tidak punya uang, barang-barang yang A beli itu, dijual. Hal itu disebut membuat A langsung drop. Ia kerap mengamuk.
Sang ibu pun mengakui menjual HP anaknya untuk keperluan sehari-hari. Kendati begitu, sebelum menjual HP milik anaknya itu, wanita berinisial SA itu mengaku terlebih dahulu meminta izin. “A mamah pinjem ya, nanti kalau mamah punya uang nanti dibalikin lagi. Dia boleh," kata SA saat dijumpai di rumahnya pada Senin, 13 Mei 2024.
Ketua RT 04 pada RW 07 Kelurahan Pekiringan, Ajat Supriyadi mengungkapkan bahwa sudah dua kali orang tua menjual HP (handphone) milik A karena kebutuhan ekonomi. “Masyarakat juga sudah berusaha membantu dan membelikan sepeda. Ketika itu, A mulai senang kembali. Lurah pun membelikan HP. Bahkan anaknya sudah mau kembali sekolah," katanya.
BACA JUGA:Pemekaran Tunggu Gubernur Definitif
Ternyata, tidak lama kemudian, HP tersebut sudah tidak ada lagi. Termasuk sepeda. Diduga dengan perekonomian keluarga yang kekurangan, barang tersebut dipakai atau dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Anak tersebut kembali mengalami depresi dan sering mengamuk. Bahkan berusaha untuk kabur dari rumah.
Dalam beberapa kesempatan A sempat dibawa ke RSD Gunung Jati dan disarankan menjalani rawat inap agar dapat dilakukan observasi. Waktu itu, pihak keluarga menghendaki untuk melakukan rawat jalan saja. Kondisi tersebut justru membuat kondisi A bertambah parah. Bahkan A juga sempat kabur sampai ke Kabupaten Kuningan.
Sementara itu, Pekerja Sosial Anak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cirebon Siti Fatimah mengungkapkan bahwa banyak faktor yang membuat seorang anak mengalami depresi antara lain masalah di kehidupan, riwayat keluarga, pola asuh yang tak maksimal, lingkungan, faktor genetik, dan lainnya.
Terkait dengan pola asuh, Siti menekankan pemenuhan hak dan perlindungan anak. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, lanjutnya, memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter anak. Tidak hanya itu, pola asuh anak juga turut mempengaruhi kesehatan mental sang anak.
BACA JUGA:Mahasiswa IPB Cirebon Torehkan Prestasi
“Misalnya karena pola asuh orang tua yang terlalu keras, atau selalu melihat pertengkaran dalam keluarga atau juga mengalami kondiai broken home, itu bisa meningkatkan resiko depresi pada anak. Oleh karena itu, pemenuhan hak dan perlindungan pada anak harus diutamakan," katanya.
Terkait dengan kondisi yang dialami oleh A, Pekerja Sosial Anak Dinsos Kota Cirebon sebelumnya pernah melakukan pendampingan. Saat itu, bersama dengan pihak terkait, A dibawa ke Pusat Pelayanan Terpadu RSD Gunung Jati. Tujuannya, melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap A. “Kami berharap A ini rutin ke psikiater, harus minum obat sesuai yang diresepkan oleh psikiater. Kami siap mendampingi A," ujar Siti Fatimah.
Sementara terkait kondisi psiko sosialnya, Siti Fatimah mengungkapkan bahwa seorang anak yang mengalami depresi harus mempunyai lingkungan yang aman dan nyaman. Baik di rumah, lingkungan, dan di sekolah, semuanya harus mendukung demi kesembuhan sang anak.
“Kami sudah mendatangi RT/RW dan kader serta dari Dinas Pendidikan (Disdik) juga. Alhamdulillah semuanya mendukung. Tapi yang pasti, kepentingan terbaik bagi anak adalah tidak dijauhkan dari keluarga," ungkapnya.