Pemanfaatan Sampah Berdaya Jual
ilustrasi--
Oleh: Achmad Salim
SEJAK lahir manusia tidak pernah terlepas dari sampah, bahkan tanpa sadar, kita turut serta memproduksi.
Kebanyakan masyarakat masih terbiasa membebaskan diri dari sampah yang dihasilkan rumah tangga dengan membuangnya ke sungai atau membakar. Baik sampah organik, anorganik, dan sampah bahan berbahaya, serta sampah beracun.
Jika melihat jenis sampah yang ada, sangat mudah dan berpeluang besar apabila sampah tersebut bisa diolah menjadi sesuatu yang memiliki daya jual.
Bisa dibayangkan potensi yang terlewat begitu saja karena menyia-nyiakan sampah. Bahkan tergambar jelas bahayanya ketika sampah dibuang di sungai.
Perlu adanya tindakan nyata.
Kesadaran peduli lingkungan yang tinggi, serta semangat besar masyarakat untuk mewujudkan sampah menjadi bahan atau produk yang bisa dijual, serta membantu mengurangi pencemaran lingkungan.
BACA JUGA:Tepati Janji, DPRD Setujui DOB Kabupaten Cirebon Timur
Pengelolaan sampah saja dirasa tidak cukup. Selagi bisa menciptakan peluang kerja untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, mengapa tidak dicoba. Harus ada terobosan dan inovasi yang bisa diciptakan.
Agar harapan tersebut bisa tercapai. Beberapa diantaranya adalah pemberdayaan hewan magot atau larva Black Soldier Fly (BSF), pengolahan sampah menjadi eco enzyme, serta pengelolaan sampah menjadi ecobrick.
PEMBERDAYAAN MAGOT
Kini sudah tidak asing lagi mendengar kata hewan magot. Magot dapat menguraikan sampah-sampah organik hasil dari sampah rumah tangga.
Melalui pemberdayaan magot, tidak hanya berfungsi sebagai pengurai sampah, namun banyak juga para peternak yang membutuhkan magot untuk bahan konsumsi ternaknya.
BACA JUGA:DPRD Umumkan Usulkan Pemberhentian Bupati Cirebon
Sehingga manfaat yang bisa diambil ialah, sampah rumah tangga dapat terurai, dan hasil pemberdayaan maggot bisa diperjualbelikan. Sehingga bisa menjadi bisnis tambahan bagi masyarakat.
ECO ENZYM
Pembuatan eco enzym ini masih membutuhkan sampah organic sebagai bahan utamanya. Di mana bahannya berasal dari sisa sayur atau buah yang mentah (belum melalui proses perebusan, dan juga tidak busuk), gula (maltosa) dan air.
Semua bahan tersebut dicampur jadi satu dan dibiarkan selama tiga bulan, nanti larutan ini akan berwarna cokelat tua dengan bau mirip cuka.
Ini dapat memberikan manfaat dan dampak luas bagi masyarakat dari segi lingkungan, ekonomi, kesehatan, bahkan kecantikan.
ECO BRICK
Inovasi eco brick merupakan salah satu cara menjawab tantangan pengelolaan sampah anorganik.
Dengan memanfaatkan sampah botol plastik, tutup botol serta bungkus dari makanan-makanan yang bisa diolah menjadi sebuah produk bermanfaat seperti dijadikan pembuatan meja, kursi, tembok, maupun barang kesenian lainnya.