Karakter Pemimpin Sukses Dunia Akhirat
Ilustrasi--
Oleh: Imam Nur Suharno*
SETIAP Setiap kita adalah pemimpin, minimal sekali pemimpin bagi diri sendiri. Seorang pemimpin yang sejati berupaya memberikan manfaat dan bahkan lebih mementingkan orang yang dipimpinnya daripada diri dan kelompoknya.
Setiap pemimpin berharap sukses dalam memimpin. Ia menyadari, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya di dunia dan di akhirat.
Jika seorang pemimpin dapat berlepas dari pertanggungjawaban di dunia karena kecerdikannya, namun tidak untuk pertanggungjawaban di akhirat.
BACA JUGA:Lesda Soroti Kinerja Bupati Imron, Katanya Banyak Seremoni
Untuk menjadi pemimpin yang sukses dan selamat dunia akhirat, paling tidak hendaknya memiliki sepuluh karakteristik yang mesti melekat dalam diri seorang pemimpin, pada semua level kepemimpinan.
Pertama, berakidah lurus. Pemimpin yang memiliki akidah yang lurus adalah pemimpin yang mempersembahkan (memperuntukkan) semua aktifitas dalam kememimpinan hanya untuk Allah SWT semata (Q.S. Al-An’am [6]: 162). Ia hanya bersandar kepada-Nya dalam segala amal dan aktifitasnya, termasuk dalam memimpin.
Kedua, orientasi ibadah. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai sarana untuk beribadah. Dalam menjalankan ibadah --termasuk dalam memimpin— selain keikhlasan juga harus sesuai dengan apa yang diteladankan oleh Nabi SAW.
Ketiga, berakhlak mulia. Pemimpin yang memiliki akhlak mulia adalah pemimpin yang selalu menjadikan Nabi SAW sebagai teladan dalam hidupnya, termasuk dalam memimpin. Nabi SAW adalah manusia yang memiliki akhlak mulia (Q.S. Al-Qalam [68]: 68). Karenanya, pemimpin hendaknya menjadikan akhlak mulia sebagai pondasi dalam memimpin.
BACA JUGA:Kebangkitan Gaman Cirebon, Paguyuban Seni Tosan Aji Gelar Pameran, Ada Keris Harganya Miliaran
Keempat, sehat jasmani. Pemimpin yang kuat jasmani dan rohaninya adalah pemimpin yang sesibuk apapun hendaknya menyempatkan diri untuk berolah raga dan memakan makanan yang halal dan bergizi. Sehingga, dapat mengantarkan orang yang dipimpinnya menjadi sukses.
Pemimpin yang kuat dan sehat lebih baik dari pada yang lemah dan sakit-sakitan. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah.” (H.R. Muslim).
Kelima, berwawasan luas. Seorang pemimpin harus mau terus belajar dan belajar untuk kemajuan dan kesejahteraan orang yang dipimpinnya.
Tidak sama pemimpin yang berwawasan luas (berilmu) dengan yang tidak. “Katakanlah: “Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?" (Q.S. Az-Zumar [39]: 9).