Pesan Sosio Religius
Ilustrasi--
BACA JUGA:Polemik THR Mitra Ojol, Ini Penjelasan Kemenaker
Selain itu, eksploitasi terhadap lahan dengan pembukaan lahan yang secara massive untuk industri pertambangan dan perkebunan monokultur tanpa memperhatikan kaidah konservasi lingkungan (tanah dan air) akan mengakibatkan adanya bencana hidrometeorologis berupa banjir, longsor, dan kekeringan.
Hal ini akan merugikan manusia. Olehnya itu, kita semua perlu belajar puasa ekologis untuk menahan diri untuk tidak mengeksploitasi lingkungan. Narasi puasa ekologis penting untuk disampaikan ke masyarakat luas.
Dan momentum bulan ramadan ini dengan kampanye green ramadan sudah seharusnya ceramah-ceramah di bulan ramadan harus juga memasukkan narasi eko-religius atau puasa ekologis.
Hal ini dimaksudkan untuk menyadarkan masyarakat bahwa permasalahan lingkungan bukanlah masalah kecil melainkan masalah besar yang kita semua memiliki peran untuk menanggulanginya.
BACA JUGA:Polri Gelar Operasi Ketupat
Peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam membantu menanggulangi permasalahan lingkungan. Munculnya kesadaran ekologis di tengah masyarakat adalah langkah yang tepat karena tanpa adanya kesadaran bersama kampanye ekologis hanyalah seremonial belaka yang tidak memiliki efek.
Semua stakeholder baik pemerintah, swasta, akademisi, NGO, dan masyarakat harus bekerja sama dengan baik dan bekerja sesuai dengan perannya masing-masing dalam pengelolaan lingkungan.
Begitupun dengan lembaga terkait agar tidak ada tumpang tindih kewenangan yang akan menghambat jalannya kebijakan terhadap lingkungan. (*)
Penulis adalah Ketua Qohuwa Buntet Pesantren Cirebon