Sagarahiyang Desa Tertua di Kuningan, Miliki 48 Situs Purbakala

Pj Bupati Kuningan Dr H Raden Iip Hidajat mengikuti Napak Tilas Leluhur Kuningan yang dilaksanakan di berbagai situs sejarah di Desa Sagarahiyang, salah satu desa tertua di Kabupaten Kuningan.-ist-radar cirebon

Untuk menjaga keseimbangan alam, berbagai pihak di Kabupaten Kuningan terus berupaya melakukan aksi nyata. Terbaru, Saung Kopi Hawwu menginisiasi kegiatan penanaman pohon khas dan langka di Situs Ciarca dan Situs Hulu Lingga, Desa Sagarahiyang, Kecamatan Darma, akhir pekan kemarin.

Kegiatan ini diwarnai dengan Napak Tilas Leluhur Kuningan yang dilaksanakan di berbagai situs sejarah di Desa Sagarahiyang, salah satu desa tertua di Kabupaten Kuningan. Desa ini dikenal kaya akan peninggalan prasejarah dan situs bersejarah, dengan lebih dari 48 situs yang tersebar di sekitarnya.

Sagarahiyang sendiri berasal dari kata Sagara dan Hiang yang berarti lautan dan Dewa/Ghaib. Berarti Sagarahiyang dapat diartikan sebagai tempat lautan para Dewa.

Sagarahiyang merupakan daerah yang penuh dengan peninggalan prasejarah dan situs yang berumur ribuan tahun. Sagarahiyang diyakini sebagai tempat berkumpulnya para Dewa di tatar pasundan dan pulau jawa, terutama saat masa kepercayaan sangiang Windu Darma.

BACA JUGA:Gerindra Amankan 1 Kursi DPRD Provinsi Dapil Jabar 13

Pj Bupati Kuningan Dr H Raden Iip Hidajat saat menghadiri kegiatan menekankan, pentingnya pelestarian situs-situs bersejarah dan budaya di Kabupaten Kuningan. Ini merupakan bukti peradaban luar biasa di Kabupaten Kuningan.

“Tentunya semua itu menunjukkan peradaban luar biasa yang ada di Kabupaten Kuningan. Karena selain banyaknya situs di sini, Kuningan juga menyimpan keluhuran budaya di masa lalu seperti yang dapat kita temukan di kawasan lain seperti di Gunung Tilu, Karangkancana atau di situs purbakala Cipari. Hal ini harus menjadi pengingat kita semua untuk terus menjaga kebudayaan yang teramat mahal," ungkapnya.

Ia juga menyoroti kebutuhan untuk menjaga dan merawat situs-situs tersebut, agar tetap menjadi pusat wisata edukasi dan kebudayaan bagi generasi mendatang.

"Saya ke sini melihat lebih dekat bagaimana kondisinya, saya mengontrol pemeliharaan dan penjagaannya, karena ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dilindungi keberadaanya oleh Pemerintah. Sehingga ke depan tetap dapat menjadi wisata edukasi dan kebudayaan yang dapat dilihat oleh anak-anak kita, sehingga mereka dapat mengetahui sejarah yang ada di Kuningan," bebernya.

BACA JUGA:Timpa 3 Rumah, 5 Orang Terluka

Selain upaya pelestarian budaya, pihaknya melakukan pula penanaman pohon yang dianggap sebagai langkah penting dalam menjaga keseimbangan alam.

"Menanam pohon adalah bagian dari upaya kita semua dalam menjaga keseimbangan alam, yang telah banyak memberi kepada kita," katanya.

Dirinya berharap, kegiatan itu dapat menginspirasi masyarakat luas untuk turut serta dalam upaya pelestarian alam dan budaya di Kabupaten Kuningan.

“Kita sudah menikmati alam luar biasa di Kabupaten Kuningan melalui Gunung Ciremai, nah timbal baliknya adalah kita menanam berbagai jenis pohon di banyak titik sebagai upaya menjaga keseimbangan. Karena menanam pohon kita ibaratkan adalah menanam doa, menanam harapan atas kerja kita semua," pungkasnya. (ags)

Tag
Share