Marak Kasus Perundungan, Ada Faktor Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan

Psikolog Herlina S Dhewantara mengatakan perundungan terjadi karena pelaku ingin menunjukkan dirinya tak terlihat lemah. Ini juga karena faktor pola asuh orang tua dan lingkungan.-dokumen pribadi-radar cirebon

CIREBON- Kasus perundungan atau bullying menjadi salah satu yang perlu mendapat perhatian khusus. Psikolog Herlina S Dhewantara mengatakan perundungan terjadi karena pelaku ingin menunjukkan dirinya tak terlihat lemah. Ini juga karena faktor pola asuh orang tua dan lingkungan, di mana kepribadian seorang anak terbentuk dari pola asuh orang tuanya dan lingkungan sekelilingnya.

“Jika sekeliling kerap melihat kekerasan dan tidak ada pemahaman dari orang tua, juga orang dewasa di sekitarnya, maka ia akan melakukannya pada temannya," ungkap Herlina S Dhewantara kepada Radar Cirebon, Jumat 8 Maret 2024.

Ia mengatakan sekolah punya tugas untuk memberikan edukasi pada siswa, yakni tentang bagaimana bersikap kepada teman. JIka ditemukan ada aksi perundungan, maka sekolah harus segera memanggil orang tua untuk mengomunikasikan hal ini dan berusaha menggali apa permasalahan yang terjadi.

Dan, lanjutnya, baik korban maupun pelaku, keduanya harus didampingi psikolog. “Saat ini sudah banyak sekolah yang lebih aware akan hal ini. Sehingga jika anak terlihat mengalami perubahan sikap dan diketahui adanya terjadi peurndungan, maka akan dilakukan konsultasi bersama psikolog. Karena bagi korban ini akan menimbulkan traumatis tersendiri," paparnya.

BACA JUGA:Kasus Kejahatan di Cirebon: Siswa dan Guru Terlibat

Lanjutnya, saat ini perundungan bukan hanya terjadi pada remaja atau dewasa. Bahkan di bangku sekolah dasar sudah kerap terjadi aksi perundungan. Herlina pun pernah menerima korban perundungan yang duduk di bangku kelas 2 SD.

Lebih menyedihkannya lagi, aksi perundungan di sekolah dasar kini bukan hanya secara verbal yakni mengejek nama orang tua, meledek fisik dan lainnya saja, namun kekerasan fisik seperti memukul dan sejenisnya.
“Teknologi yang pesat saat ini menjadi salah satu pemicu terjadinya kekerasan fisik di sekolah dasar. Misalnya mereka mencontoh hal tersebut dari games yang dimainkan, di samping mencontoh orang tua atau perilaku di sekitarnya," terangnya.

Anak, sambung Herlina, memerlukan contoh sikap positif yang lemah lembut di rumah. Maka penting untuk membuat situasi keluarga yang harmonis di rumah. Perlu diketahui pula, tak semua anak bisa melawan dan mengadukan aksi perundungan yang ia terima pada orang yang lebih dewasa bahkan pada orangtua atau guru.

Oleh karena itu, orang tua harus mengajari anak bagaimana cara membuat pertahanan diri pada anak. “Selalu berkomunikasi dengan anak, mereka perlu diberi contoh, dianjurkan selalu mengajarkan sesuatu seperti merespons ledekan teman dengan contoh, atau roleplay sehingga mereka bisa mempraktikannya di kehidupan sehari-hari," paparnya.

BACA JUGA:Astra Daihatsu Gulirkan Program DAIFIT

Penanganan yang cepat pada anak yang mengalami perundungan harus sesegera mungkin dilakukan. Sejak di sekolah dasar, jika ada perubahan sikap yang terjadi pada anak, orang tua harus mulai menanyakan pada anak. Bisa jadi anak mengalami trauma untuk tidak mau masuk sekolah karena mendapatkan aksi perundungan yang tidak membuatnya nyaman di jam tertentu.

Sehingga kerap ditemukan anak tidak mau masuk pada jam tertentu di sekolah. Perlu diketahui bahwa korban perundungan yang memendamnya sendirian dan tidak ditangani dengan benar, akan membuatnya memiliki trauma tersendiri dan tidak menutup kemungkinan saat dewasa ia menjadi pelaku perundungan karena menyinpan dendam.

“Ia juga bisa kesulitan membina hubungan dengan orang lain di kehidupannya saat dewasa, saat berinteraksi dengan orang lain nantinya ia akan takut merasa ditolak dan tidak bisa berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya," bebernya.

Tak sedikit orang dewasa yang memiliki gangguan kesehatan mental justru disebabkan oleh riwayat di masa lalu. Baik adanya perundungan saat kecil yang ia pendam, perbuatan yang membuatnya tidak nyaman di saat kecil yang ia pendam dan lainnya.

Tag
Share