Rumah Imam Masjid Nyaris Ambruk
MAJALENGKA - Kondisi rumah M Tayub (84) dan Wastem (80), warga Blok Desa RT 02 RW 01 Desa Jatisawit Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, sangat mengkhawatirkan.
Rumah tembok bata sudah reyot, atap gentingnya sudah bocor di mana-mana. Sehingga bila turun hujan, pasangan suami istri yang sudah renta itu sangat mengenaskan.
“Kalau turun hujan, apalagi malam hari, kami tidak bisa tidur karena bocor di sana-sini. Sedikitnya 6 baskom dipasang untuk menampung air yang bocor dari atap,” kata Tayub.
Meskipun rumah ada 3 kamar, tapi yang digunakan untuk tidur dan aktivitas hanya satu ruangan saja, yakni ruang tamu, karena bocornya di mana-mana.
BACA JUGA: Meningkatkan Value Siswa dan Sekolah
“Jika turun hujan deras disertai angin, kami takut rumah roboh, beberapa kali, kayu dan bambu di atas rumah jatuh dan menimpa tubuh kami. Kami tidak bisa tidur dan sering menangis bila terjadi hujan deras, apalagi disertai angin kencang," sambung Tayub.
Tayub mengaku selama 35 tahun menjadi imam Masjid Jami Desa Jatisawit, tapi karena usianya semakin senja, kini ia menjadi Imam salat Rawatib di Musala Al Barokah samping rumahnya.
Pemdes Desa Jatisawit pernah datang untuk memfoto rumahnya itu, tapi hingga kini belum ada tanda-tanda memberikan bantuan rutilahu.
“Kami ingin rumah direnovasi, tapi tidak memiliki biayanya. Rencana kami menjelang Ramadan akan membangun tenda depan rumah yang penting tidak kehujanan, daripada kami tidak tenang tidur di rumah yang sudah reyot ini," ujar Tayub.
BACA JUGA:Memunculkan Generasi Pintar dan Berpengetahuan: Pentingnya Meningkatkan Literasi di Perguruan Tinggi
Ia mengakui pernah mendapat bantuan beras dan uang tunai dari Provinsi Jawa Barat, tapi uang itu digunakan untuk berjualan istrinya.
“Saya jualan goreng sukun hingga pakaian, sehingga uang bantuan dari pemerintah juga tidak habis begitu saja tapi digunakan untuk modal usaha," ujar Wastem.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Radar, Kepala Desa Jatisawit, Adik Krisnanto, pada Rabu (28/2) sekitar pukul 10.30, sedang tidak ada di kantornya.
Menurut Kaur Kesejahteraan, Dharma Hermawan, pihaknya telah mengajukan permohonan perbaikan rumah warga ke Dinas Rumkimtan termasuk milik Tayub, tapi belum ada realisasinya.