Etik Teknologi
Ilustrasi--
Oleh: Wariah
DI era society 5.0 ini di mana semua sekarang telah bergantung kepada kecanggihan teknologi, semua informasi dapat diakses dengan mudah hanya melalui satu alat komunikasi saja yaitu HP.
Rata-rata seluruh orang di dunia menggunakan alat tersebut tidak hanya untuk menjalin komunikasi tetapi juga untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya yang ingin mereka ketahui.
Bahkan mungkin, guru di sekolah, dosen di kampus sudah sedikit berkurang fungsinya dalam hal pemberian ilmu pengetahuan. Karena sudah tergantikan dengan alat ini.
Bagaimana tidak? Hanya sekali klik, semua pertanyaan terjawab olehnya tanpa harus bersusah payah ke sekolah atau kampus. Kita bisa mengetahui segala hal. bahkan materi yang belum diterangkan oleh guru atau dosen.
BACA JUGA:Menerapkan Pendidikan Kesetaraan
Selain itu, kecanggihan alat ini juga bisa digunakan sebagai alat untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas melalui platform yang biasa kita sebut dengan sosial media (sosmed).
Berdasar data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta pengguna, yang sekitar 92,7% di antaranya mengakses internet melalui ponsel pintar atau smartphone.
Selain itu, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, penetrasi smartphone di Indonesia mencapai 56,6% atau sekitar 160 juta pengguna.
Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan ponsel pintar untuk mengakses internet dan melakukan berbagai aktivitas online, termasuk untuk berkomunikasi, mengakses informasi, berbelanja online, dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Program Tanam Padi, Tingkatkan Produksi dan Kualitas Benih
Dengan dua keahlian itu yakni menggali informasi serta menyebarkan informasi, semua orang kini dapat berbicara banyak hal.
Baik itu dari segi ilmu pengetahuan (sains), sejarah, ekonomi, sosial, budaya bahkan agama tanpa harus melalui proses yang panjang menempuh pendidikan sampai mereka benar-benar mendapatkan gelar sebagai bukti bahwa mereka memiliki kapabilitas pada suatu bidang tertentu.
Agama menjadi sebuah objek bahasan yang kerap kali diperbincangkan baik di dunia nyata maupun di dunia maya.