Kesiapsiagaan dengan Hal Sederhana

Ilustrasi--

Tulisan ini membawa sebuah refleksi dari masyarakat Inuit yang dapat diterapkan pada penduduk di negara beriklim tropis, yakni tentang cara menyesuaikan diri dengan cuaca yang bahkan estrem sekalipun.

BACA JUGA:Setelah Pimpinan KPK Lima Orang, DPR Akan Pilih Satu Untuk Jadi Ketua

Masyarakat Inuit memiliki kesadaran yang utuh sebagai manusia yang tinggal di kutub, bahwa apa yang mereka konsumsi juga apa yang mereka kenakan sesuai dengan kondisi alam. Memakan ikan dengan tujuan menjaga tubuh agar tetap hangat serta baju atau jaket tebal yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari. 

Masyarakat Inuit sadar bahwa mereka tinggal di lingkungan dengan cuaca yang paling ekstrem di muka bumi. Bahkan ketika berburu mencari ikan, mereka harus menjaga diri agar tidak terjatuh dalam air yang dinginnya hingga -100C yang otomatis membuat tubuh mereka beku dan mengancam nyawa mereka.

Sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di daerah tropis, apalagi dengan wilayah yang dekat dengan tepi pantai, rupanya kondisi fisik penulis telah terbiasa dengan cuaca yang cukup hangat. Apabila suhu mulai turun ditandai dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, akan terasa perubahan pada tubuh seperti mulai terkena flu, batuk, hingga demam. 

Dengan kondisi seperti ini biasanya orang akan bilang: lagi musim batuk. Padahal bukan batuknya yang sedang musim, melainkan kondisi fisik yang sedang beradaptasi dengan perubahan cuaca. Yang kuat maka tetap sehat, yang ringkih maka akan sakit.

BACA JUGA:Kasus Lakalantas di Polres Indramayu Turun 25 Persen

Memperhatikan asupan makanan juga pakaian yang dikenakan saat musim penghujan tiba seharusnya menjadi suatu yang wajar. Seperti manusia yang harus mengenakan jaket tebal, syal, kaos kaki, dan sarung tangan ketika menghadapi musim dingin dan turunnya salju, maka menggunakan pakaian yang lebih tebal dan mengkonsumsi vitamin (tanpa menunggu sakit terlebih dahulu) di musim penghujan adalah hal yang perlu dipersiapkan. 

Hasil refleksi ini menjadi pengingat bahwa pergantian musim tidak cukup dihadapi dengan mitigasi secara struktural dengan memperhatikan sarana dan prasarana, tetapi juga harus diiringi dengan menjaga kesehatan bagi setiap individu. (*)

Penulis adalah Analis Mitigasi Bencana pada BPBD Kota Cirebon

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan