Antisipasi Lonjakan Kasus DBD

BEBERKAN DATA: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dr Wawan Ridwan MM memberikan keterangan terkait kasus penyakit demam berdarah di Kabupaten Indramayu.-anang syahroni-radar indramayu
INDRAMAYU-Dinas Kesehatan (Dinkes Kabupaten Indramayu terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus demam berdarah dengue (DBD).
Pasalnya, di pertengahan bulan Januari 2025 ini, sudah 50 kasus warga yang terserang penyakit demam berdarah. Padahal, pada bulan yang sama di tahun 2024, warga yang terjangkit DBD hanya 34 orang.
“Tahun 2024 ada 527 kasus DBD, sedangkan pada tahun 2023 terdapat 218 kasus, ini meningkat lebih dari 100 persen,” ungkap Kepala Dinkes Kabupaten Indramayu, dr Wawan Ridwan MM, Senin (20/1).
Dijelaskannya, peningkatan kasus DBD di tahun 2024 dipengaruhi kondisi cuaca El Nino, yang membuat nyamuk semakin banyak melakukan gigitan ke manusia.
BACA JUGA:Gerebek Markas Geng Motor, Polisi Temukan Sajam
Meskipun jumlah kasus DBD di tahun 2024 mengalami lonjakan signifikan dibandingkan tahun 2023, namun angka kematian akibat DBD mengalami penurunan.
“Kasus memang naik, namun angka kematian akibat DBD tahun 2024 relatif turun dibandingkan tahun 2023. Pada tahun 2024 ada 2 orang yang meninggal karena DBD, sedangkan tahun 2023 ada 4 orang,” ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakan Wawan, pada tahun 2025 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus DBD.
Salah satunya adalah menyosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), mulai dari mengosongkan tempat yang menjadi sarang nyamuk, menutup rapat tempat penampungan air, rutin mengecek jentik nyamuk di tempat penampungan air.
BACA JUGA:Mahasiswa FEB UGJ Survei SDM di PT Arida
“Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai berbagai langkah, dari menanam tanaman yang baunya tidak disukai nyamuk, hingga melakukan PSN,” tandas Wawan.
Selain itu, sambungnya, Dinkes Indramayu melalui Puskesmas menerapkan program juru pemantau jentik (Jumatik), dimana setiap satu kepala keluarga terdapat satu jumatik, yang bertugas selalu memantau jentik nyamuk di rumah.
“Nanti yang jadi Jumantik itu kepala keluarga, bukan ibu rumah tangga, dengan harapan bisa mengantisipasi terjadi lonjakan kasus DBD di Indramayu,” pungkasnya. (oni)