Angka Penderita HIV/AIDS Turun, Didominasi Laki Seks Laki
Subkor Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Iud Sudirman didampungi stafnya, Nike memaparkan penurunan jumlah penderita HIV/AIDS sepanjang tahun 2024 di Kabupaten Kuningan.-Agus Panther/Radar Kuningan-radar cirebon
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan mengalami penurunan. Di tahun 2023 jumlah penderitanya mencapai 170 orang, namun di tahun 2024 jumlahnya berkurang dratis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, jumlah penderita HIV/AIDS tahun 2024 turun menjadi 140 orang.
Jumlah penderita ini tersebar hampir merata di seluruh di wilayah kecamatan yang ada di Kota Kuda. Penderita ini didominasi Lelaki Seks Lelaki atau LSL. Di posisi kedua adalah pengguna jarum suntik atau Penanus, Pekerja Seks Komersial (PSK), dan waria. Namun ada juga ibu hamil yang terpapar penyakit tersebut dan terdeteksi ketika yang bersangkutan menjalani pemeriksaan kesehatan di pusat layanan kesehatan atau puskesmas milik pemerintah.
“Alhamdulillah, secara umum dari segi angka jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari sebelumnya mencapai 170 penderita, tahun 2024 turun menjadi 140 orang. Semoga saja angka ini terus menurun di tahun-tahun mendatang. Kami juga terus melakukan pemantauan dan pengawasan di lapangan dengan melibatkan tenaga kesehatan dan layanan kesehatan di Puskesmas-Puskesmas,” jelas Subkor Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Iud Sudirman kepada Radar Kuningan, Rabu (15/1/2025).
Iud yang didampingi stafnya, Nike memaparkan bahwa penderita penyakit tersebut masih didominasi oleh Laki Seks Laki atau LSL. Yang dimaksud dengan LSL adalah pria yang dari segi fisik normal dan terlihat gagah namun memiliki orientasi seksual yang menyimpang. “LSL ini berbeda dengan waria. Dari segi fisik, baik LSL maupun waria adalah lelaki. Namun perbedaannya, LSL nampak terlihat macho dan gagah, sedangkan waria yaitu pria yang berpenampilan kemayu,” terang Iud.
BACA JUGA:Anggota DPRD Diadukan Selingkuh
Iud Sudirman mengatakan, penyakit HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, di mana stigma dan diskriminasi terhadap penyandang HIV di masyarakat masih tinggi. “Banyak penderita HIV maupun AIDS yang malu dan enggan berobat karena stigma masyarakat yang cukup kuat. Kesulitan lain yang dialami petugas adalah ada beberapa orang teridentifikasi HIV/AIDS tapi tidak mau minum obat. Sehingga berpotensi menularkan ke orang terdekat yang berada di lingkungannya,” jelas Iud.
Kemudian untuk penderita penyakit tersebut, Nike menambahkan, bahwa kaum lelaki masih mendominasinya ketimbang perempuan. Sebagian besar mereka dari populasi umum dan kunci.
“LSL ini memiliki orientasi seksual sesama jenis. Jumlahnya juga merata tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kuningan. Sedangkan setiap ibu hamil yang terdeteksi menderita HIV/AIDS setelah menjalani sejumlah tes di layanan kesehatan masyarakat. Seperti tes infeksi menular seksual (IMS), Hepatits B dan Sipilis. Dari tes itu ditemukan beberapa ibu hamil di antaranya ternyata positif,” pungkas Nike. (ags)