Siapkan Lima Prodi Baru dan Segera Jadi Institut
TOKOH PENDIDIKAN TINGGI: Ketua STIDKI NU Indramayu H Supendi Samian SE MM saat menerima penghargaan Peson of The Year 2024 dari Radar Cirebon. Rencananya, STIDKI NU akan menjadi institut dan menambah lima prodi baru.-dok-radar indramayu
INDRAMAYU-Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama (STIDKI NU) Indramayu terus berkembang.
Rencananya, kampus di bawah naungan Nahdlatul Ulama ini akan membuka prodi (program studi) baru, dan mengubah kelembagaan menjadi Institut Nahdlatul Ulama.
Ketua STIDKI NU Indramayu, H Supendi Samian SE MM menyatakan, saat ini sedang dalam proses mengupayakan hal tersebut.
“Insya Allah, sekarang kita lagi dalam proses membuat Institut Nahdlatul Ulama Indramayu, dengan membuka lima prodi, yaitu prodi PGPAUD (Pendidikan Guru untuk Pendidikan Anak Usia Dini), PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), Manajemen Logistik, Digital Marketing, dan satunya lagi adalah Teknik Informatika,” ungkap Supendi Samian saat ditemui di Kampus STIDKI NU Indramayu, Selasa (14/1).
BACA JUGA:Sinergi Optimalkan Program Jaga Desa
Pria yang akrab disapa Kang Pendi itu menuturkan, STIDKI NU Indramayu mempunyai konsentrasi mengembangkan skill (kemampuan) para mahasiswanya.
Tidak tanggung-tanggung, pihaknya mengupayakan setiap mahasiswa dapat menguasai satu skill dalam satu semester.
“Kami memiliki fokus di pengembangan skill. Jadi, dalam satu semester kami mengupayakan para mahasiswa dapat menguasai satu skill,” tegasnya.
Menurut Kang Pendi, lulusan sarjana pendidikan bukan jaminan meraih sukses di bidang pendidikan.
BACA JUGA:Wujudkan Kampung Nelayan
“Kami terus berupaya menciptakan karakter yang mampu bersaing di dalam dunia kerja dan bisnis. Misalnya yang lulusan sarjana pendidikan jadi bos pakaian. Itu kan berarti meskipun latar belakangnya adalah guru, tetapi dia punya skill dalam berbisnis,” ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Kang Pendi, pengetahuan teoritis yang diperoleh dari dalam kelas saja dirasa kurang cukup untuk mengarungi kehidupan.
“Artinya, kami di sini mengajarkan teori-teorinya di kelas. Tetapi kami tambahkan juga pembelajaran tentang keahlian-keahlian yang tidak didapatkan dari dalam kelas. Misalnya kita adakan seminar jurnalistik, khususnya untuk Prodi KPI, dan umumnya seluruh mahasiswa boleh ikut,” pungkasnya. (han)