Kamsahamnida Coach Shin
Shin Tae-yong tak lagi menjadi pelatih Timnas Indonesia.-PSSI-radar cirebon
BACA JUGA:Puskesmas Perumnas Utara Berikan Pemeriksaan SPM Gratis
Pertahanan solid yang dipimpin oleh Fachruddin dkk merupakan kunci kemenangan dari skema bertahan ala STY pada laga yang digelar pada (8/6/2022) di Stadion Internasional Jaber Al Ahmad.
Kemenangan ini menunjukkan kemajuan pesat di bawah kepemimpinan Pelatih asal Korea Selatan tersebut, sekaligus membuka jalan Timnas Indonesia menuju Piala Asia 2023.
Lalu ada laga Indonesia vs Arab Saudi (Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Tiga). Pertandingan yang paling diingat pada 19/11/2024 di Stadion Gelora Bung Karno. Timnas Indonesia secara mengejutkan bisa mengalahkan Arab Saudi yang merupakan tim langganan Piala Dunia. Masih jelas diingatan pada Piala Dunia 2022 mereka berhasil mengalahkan Argentina dengan skor 2-0. Arab yang unggu dalam kualitas dan pengalaman di tingkat Internasional, tidak menggetarkan mental para pemain Indonesia yang dipimpin oleh bek tengah Venezia, Jay Idzes.
Kemenangan ini merupakan kedua saat melawan Arab Saudi setelah 43 tahun. Pertama kali Timnas Indonesia menang pada tahun 1981. Juga merupakan kemenangan pertama di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia. Kemenangan atas Arab juga menjaga asa untuk bisa lolos langsung ke Piala Dunia 2026 atau setidaknya finish di peringkat ke-3 atau 4 agar tetap melanjutkan perjuangan di ronde keempat.
Lalu ada Indonesia vs Australia (Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Tiga). Pertandingan lanjutan kualifikasi Piala Dunia ronde ketiga ini digelar di Stadion Gelora Bung Karno (10/9/2024) itu membuahkan satu poin untuk Timnas Indonesia. Jalannya laga lebih berpihak kepada Australia, karena melakukan penyerangan terus-menerus ke pertahanan Indonesia.
Timnas Indonesia yang berlaga di depan para pendukungnya juga tampil solid untuk meredam serangan Australia. Sesekali pemain Timnas Indonesia juga mengancam gawang Matt Ryan. Hasil seri ini kembali mengejutkan banyak pihak, karena Negara asal Kangaroo ini memiliki peringkat ke-24 yang jauh di atas peringkat Indonesia yang berada di 133.
Lalu Indonesia vs Vietnam (Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Dua). Pertandingan di My Dinh Stadium, Hanoi pada 26/3/2024 membuat luka yang mendalam bagi pendukung Vietnam. Pertandingan ini merupakan laga debut bagi Ragnar Oratmangoen. Ragnar juga mencetak satu gol membantu Indonesia memenangkan pertandingan dengan skor 3-0 di Hanoi. Pendukung Vietnam diberi luka yang mendalam oleh anak asuhan STY. Pertemuan sebelumnya di Stadion Gelora Bung Karno, Indonesia juga berhasil menang dengan skor 1-0, gol dicetak oleh Jay Idzes. Kemenangan ini juga turut menjaga asa untuk Timnas Indonesia lolos ke ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kemudian Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 (Piala Asia U-23 2024). Pertandingan perempat final Piala Asia U-23 2024 mempertemukan Timnas Indonesia dengan Korea Selatan. Pertandingan ini menjadi salah satu pertandingan yang mengesankan bagi para pendukung, karena unggul statistik dibandingkan dengan Korea Selatan. Kemenangan 11-10 bagi Timnas Indonesia di babak adu pinalti, membawa Skuad Garuda Muda melaju ke semifinal menghadapi Uzbekistan U-23. Namun sayangnya, Skuad Garuda Muda tidak berhasil mengalahkan Uzbekistan yang superior dan hanya puas di peringkat ke-4 Piala Asia U-23 2024 setelah kalah kembali di perebutan tempat ke-3 dari Irak.
BACA JUGA:Kasus Kekerasan Terhadap Perempuandi Kota Cirebon selama tahun 2024
Yang lebih parah, pemecatan Shin Tae yong, mengulang kembali tabiat buruk PSSI terkait kontrak pelatih timnas Indonesia. Bukan apa-apa, Tim Garuda sedang dalam tren menanjak bersama pelatih asal Korea Selatan itu. Peluang menembus Piala Dunia 2026 juga masih terbuka.
Saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia. Belum lagi langkah timnas di ajang sebelumnya seperti Piala Asia dan melonjaknya peringkat FIFA.
Di luar itu, secara permainan, Rizky Ridho dkk dianggap banyak pihak mengalami kemajuan pesat. Berani pegang bola, bermain atraktif, umpan-umpan pendek, dan ball possession.
Melihat sejarah, bukan kali ini saja PSSI memecat pelatih saat timnas Indonesia sedang bagus-bagusnya. Situasi serupa juga terjadi pada era Alfred Riedl dan Luis Milla.