Cuaca Ekstrem, Waspadai Distribusi Pangan!
Oleh: Ujang Mauludin*
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap musim hujan yang akan mengalami puncaknya di sebagian wilayah Sumatera dan Jawa sekitar akhir Desember 2024, serta di sebagian wilayah lagi akan mengalami puncak musim hujan di bulan Januari 2025.
Hal ini setidaknya akan mempengaruhi perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta ketersediaan pangan di beberapa wilayah yang mengalami curah hujan cukup tinggi (https://www.bmkg.go.id/berita/?p=persiapkan-perjalanan-aman-bmkg-ingatkan-cuaca-ekstrem-selama-nataru&lang=ID&tag=cuaca-ekstrem/4-12-2024).
Pada awal Desember 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2024, dan Indonesia mengalami inflasi Year-on-Year (y-on-y) sebesar 1,55% terhadap November 2023, atau mendekati ambang batas bawah target pemerintah sebesar 1,50%.
BACA JUGA:Musnahkan Ribuan Botol Miras Hasil Operasi Pekat Lodaya II
Sementara target inflasi y-on-y nasional tahun 2024 sebesar 2,5±1% berdasarkan PMK No.101/PMK.010/2021 tanggal 28 Juli 2021.
BPS menyebutkan, kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi tertinggi y-on-y pada November 2024 adalah kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 0,48%, begitu pula secara bulanan (month-to-month/m-to-m) pada bulan November 2024 terhadap Oktober 2024 memberikan andil inflasi tertinggi juga dari kelompok pengeluaran yang sama sebesar 0,22%.
Beberapa komoditas dari kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,13%; beras dan bawang merah masing-masing sebesar 0,11%; kopi bubuk sebesar 0,10%; minyak goreng sebesar 0,09%; tomat dan bawang putih masing-masing sebesar 0,06%; daging ayam ras sebesar 0,05%; sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret putih mesin (SPM) masing-masing sebesar 0,04%; gula pasir dan ikan segar masing-masing sebesar 0,03%.
Sementara beberapa komoditas dari kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu: bawang merah dan tomat masing-masing sebesar 0,10%; daging ayam ras dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,03%; bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin (SKM), dan kopi bubuk masing-masing sebesar 0,01%.
BACA JUGA:Dorong Swasembada Pangan
Perubahan kenaikan harga pada beberapa komoditas tadi yang mengakibatkan terjadinya inflasi, khususnya yang memicu terjadinya inflasi m-to-m, menjadi early warning menghadapi perayaan Nataru pada bulan Desember tahun ini.
Komoditas pangan, baik sebagai bahan baku maupun hasil olahan, biasanya menjadi kebutuhan penting untuk mengisi perayaan Nataru. Komoditas pangan ini tidak saja dibutuhkan oleh rumah tangga untuk memasak dalam merayakan Nataru di tempat tinggalnya masing-masing, juga diperlukan oleh para pelaku usaha untuk menyajikan berbagai hidangan yang dapat menarik minat konsumen/pengunjung/wisatawan.
Sebagai gambaran, pada Desember 2021 Indonesia mengalami inflasi y-on-y sebesar 1,87% dan inflasi m-to-m sebesar 0,57%. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi tertinggi m-to-m pada Desember 2021 adalah kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 0,41%.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu: cabai rawit sebesar 0,11%; minyak goreng sebesar 0,08%; telur ayam ras sebesar 0,05%; daging ayam ras sebesar 0,03%; cabai merah dan ikan segar masing-masing sebesar 0,02%.