Cek Seluruh Bangunan Atap Material Baja Ringan Lima Tahun Terkahir
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon H Ronianto SPd MM mengatakan pihaknya telah melakukan evaluasi seluruh hasil rehab bangunan sekolah selama lima tahun terkahir.-Samsul Huda-radar cirebon
CIREBON-Ambruknya bangunan SMPN 1 Talun menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Dinas Pendidikan pun mengambil langkah antisipasi untuk menghindari kejadian serupa.
Setelah ambruknya dua lokal bangunan SMPN 1 Talun, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon H Ronianto SPd MM menggelar rapat koordinasi bersama pengawas, kepala sekolah, dan kordinator wilayah (korwil).
Rakor tersebut merupakan wadah evaluasi seluruh hasil bangunan sekolah lima tahun terkahir yang menggunakan material atap baja ringan dan genting tanah. “Saya sudah menginstruksikan seluruh pengawas, kepala sekolah dan korwil mengecek seluruh rehab sekolah hasil pembangunan selama lima tahun terkahir," tegas Ronianto saat ditemui Radar Cirebon usai menghadiri perayaan HUT ke-79 PGRI, kemarin (18/12).
Evaluasi itu, kata Ronianto, untuk memastikan keamanan infrastruktur sekolah. Termasuk menurunkan tim ahli guna menilai kelayakan bangunan. “Kalau tidak layak, maka perlu diganti dan akan kita anggarkan untuk perbaikan total," tegas Ronianto.
BACA JUGA:Tiga Raperda Terakhir di Penghujung Tahun
Pihaknya memastikan prioritas evaluasi difokuskan pada bangunan sekolah yang berusia lima tahun ke belakang. “Kita akan lihat kondisinya terutama yang masih menggunakan genteng tanah dengan rangka sederhana," terangnya.
Adapun perkembangan terkait ambruknya dua lokal bangunan SMPN 1 Talun, sudah di tangan pihak berwajib. Hingga kini, Dinas Pendidikan pun masih menunggu proses dan keputusan dari Aparat Penegak Hukum (APH).
“Jadi sebelum mengambil langkah perbaikan untuk SMPN 1 Talun, kita masih menunggu proses hukum yang tengah ditangani oleh pihak kepolisian. Ketika keputusan resmi dari pihak kepolisian sudah keluar, maka secepatnya akan kami lakukan perbaikan," ungkapnya.
Yang pasti, lanjut Ronianto, seluruh korban luka yang mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Medimas, Kota Cirebon, sudah diperbolehkan pulang dua hari lalu. “Para korban sudah pada pulang. Dan semua biaya perawatan di rumah sakit ditanggung oleh Dinas Pendidikan," tuturnya.
BACA JUGA:Patra Jasa Bantu Pembangunan Posyandu di Kedawung
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Muhyidin, menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap konstruksi bangunan sekolah yang menggunakan rangka baja ringan. Menurutnya, pengawasan harus ditingkatkan untuk memastikan keamanan struktur bangunan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Penggunaan material baja ringan harus diawasi lebih ketat. Pengawasan konstruksi sangat penting untuk memastikan bangunan sekolah aman bagi siswa dan guru," paparnya.
Muhyidin juga menyampaikan rasa prihatinnya terhadap insiden ini, terlebih kejadian serupa pernah terjadi di sekolah lain sebelumnya. Ia berharap pihak dinas segera mengambil langkah preventif agar tidak ada lagi atap bangunan sekolah yang ambruk.