Batubara Masih Komoditas Andalan Pelabuhan Cirebon
DOMINAN BATURARA: General Manager PT Pelindo Regional 2 Cirebon, Darwis mengungkapkan komoditas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon mencapai 80 persen.-ABDULLAH-RADAR CIREBON
CIREBON - Pelabuhan Cirebon hingga saat ini masih menjadi pelabuhan dengan komoditas andalan batubara.
Hal itu diungkapkan oleh General Manager PT Pelindo Regional 2 Cirebon, Darwis, kepada Radar, di sela-sela mendampingi kunjungan Plt. Wakil Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Ihsanudin Usman, dan Executive Director 2 Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Drajat Sulistyo ke Cirebon, Senin (16/12) lalu.
Menurut Darwis, komoditas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon mencapai 80 persen. Bahkan, dibandingkan dengan data tahun 2023, selama tahun 2024, khususnya hingga akhir bulan November, bongkar muat batubara mengalami peningkatan.
Kondisi ini diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir bulan Desember 2024.
“Dibandingkan tahun lalu, bongkar muat tahun ini volumenya meningkat,” ujarnya.
Masih menurut Darwis, Pelabuhan Cirebon hanya menjadi pelabuhan bongkar untuk komoditas tertentu. Oleh karena itu, pelabuhan ini spesial, dengan 98 persen bongkaran untuk komoditas sejenis curah.
“Bahkan, di Pelabuhan Cirebon tidak ada aktivitas penumpang. Sejak saya bertugas keliling pelabuhan, selalu ada pengangkutan penumpang, namun untuk pertama kalinya di Cirebon, saya menyaksikan bahwa pelabuhan ini tidak ada pelayanan untuk peti kemas dan penumpang,” ungkap Darwis.
Selain batubara, Darwis menyebutkan bahwa di Kota Cirebon juga ada bongkar muat komoditas lain seperti CPO (minyak goreng), semen, cangkang, dan tepung sagu.
“Jadi, di sini rata-rata bongkar muat untuk bahan dasar industri, termasuk batubara untuk bahan bakar industri,” jelasnya.
“Aktivitas di Pelabuhan Cirebon untuk bongkar muat berlangsung 24 jam, tujuh hari seminggu,” imbuhnya.
Untuk bongkar muat batubara, Pelabuhan Cirebon rata-rata mencatatkan 220 ribu ton per bulan. Sejak Januari hingga November 2024, tercatat 2,2 juta ton batubara.
“Selisihnya sekitar 22 ton dibandingkan tahun lalu, jadi sudah melampaui volume tahun lalu,” tandasnya.
Pihaknya memprediksi bahwa hingga akhir Desember 2024, bongkar muat batubara akan melampaui volume tahun lalu.
Selain batubara, Darwis juga menyinggung komoditas cangkang, meskipun cangkang bersifat musiman, tergantung pada pengolahan sawit, seperti batok kelapa, namun penggunaannya tetap sama dengan batubara.