Berat Badan Ibu dan Pemberian Asi Eksklusif
Oleh: Siti Nunung Nurjannah SST MKM*
SETIAP insan perempuan pasti memiliki keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang langsing, menarik dan ideal.
Sehingga, banyak sekali perempuan yang terus menata diri dalam membuat dirinya menjadi yang terbaik, bahkan sekalipun dilakukan pada saat baru melahirkan.
Lalu apa yang akan terjadi jika ibu lebih memperhatikan bentuk tubuhnya daripada buah hatinya?
BACA JUGA:Pentingnya Kemampuan Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar
Keinginan terlihat sempurna bukanlah sebuah larangan untuk semua orang, termasuk untuk ibu pasca melahirkan.
Hal yang akan menjadi sebuah masalah adalah ketika seorang ibu tidak memperhatikan kesehatan buah hatinya, padahal bayi baru lahir sampai usia enam bulan perlu mendapatkan asupan nutrisi dari ASI.
Sementara itu, dilingkungan masyarakat muncul sebuah stigma yang beredar bahwa memberikan ASI eksklusif pada bayi akan membuat seorang ibu memiliki berat badan berlebih.
Sehingga, hal ini yang mendorong para ibu untuk beralih memberikan asupan nutrisi anak dengan menggunakan susu formula.
BACA JUGA:Dress Well
Padahal, peranan seorang ibu amatlah sangat penting dalam menjaga asupan nutrisi untuk anaknya. Ditambah lagi pemberian ASI eksklusif menjadi suatu hal yang vital dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Hilangkan Pikiran Bahwa Memberikan ASI Ekslusif Akan Menaikan Berat Badan!
Dalam sebuah jurnal literatur review tahun 2022, alih-alih mengurangi pemberian ASI eksklusif untuk menghindari kenaikan berat badan, ibu yang memberikan asupan menyusui secara non ekslusif malah justru lebih rentan terkena kenaikan berat badan.
Secara signifikan, kenaikan berat badan ibu yang tidak memberikan ASI, karena tidak diberikannya asupan nutrisi yang seharusnya bisa dikonsumsi oleh sang anak.