Anggapan Sekolah Elite Hanya Untuk Anak-anak Kalangan Berduit
Praktisi Pendidikan asal Cirebon Dr Taufik Ridwan MHum.-dokumen -tangkapan layar
Lulusan Pondok Pesantren HM Putra Lirboyo Kediri ini menilai bahwa ketiga klasifikasi sekolah tersebut bisa bersaing bahkan unggul dibandingkan sekolah negeri.
BACA JUGA:Hotman Paris Siap Bantu Pratiwi Noviyanthi Laporkan Alvin Lim ke Polisi
Salah satu faktor yang membuat pendidikan semakin mudah dan berkualitas adalah pembiayaan.
“Jika pembiayaan ada, fasilitas apa pun di sekolah bisa dipenuhi,” jelas Ketua Yayasan Sekolah Ibnu Khaldun Cirebon itu.
Melalui pembiayaan, lanjut Taufik, kerja sama dengan lembaga atau satuan pendidikan di dalam maupun luar negeri akan lebih mudah dilakukan.
Termasuk juga dalam meningkatkan kompetensi guru, bahkan menyekolahkan mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Myanmar di Piala AFF 2024: Rekor Baru Shin Tae-yong?
Sementara itu, di sekolah negeri, kata Presiden Komisaris Syntax Indonesia ini, pembiayaan yang tersedia terbatas, karena bersumber dari anggaran pemerintah.
Belum lagi, persoalan kecilnya gaji guru honorer dan minimnya jumlah guru muda yang dianggap lebih mampu mengikuti tren teknologi saat ini.
Lantas, bagaimana agar pendidikan berkualitas juga bisa diakses oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah?
Menurut Taufik, solusinya adalah dengan membuat one big data school untuk mengetahui kapasitas sekolah.
Selain itu, penyetaraan sekolah-sekolah yang tertinggal juga harus dilakukan.
Melalui tabulasi data ini, pemerataan pendidikan bisa tercapai.
“Kemudian, data ini harus bisa diakses oleh publik,” kata Taufik, yang juga aktif mengajar di berbagai universitas.