Masih Ada Desa Krisis Air
KIRIM AIR BERSIH: Petugas BPBD Kabupaten Cirebon mengirimkan bantuan air bersih kepada masyarakat yang terdampak krisis air bersih di wilayah Kecamatan Mundu.-istimewa-radar cirebon
CIREBON - Musim penghujan di wilayah Kabupaten Cirebon sudah merata, dan hampir setiap hari terjadi hujan.
Namun, masih ada saja desa yang mengalami krisis air bersih. Warga di desa tersebut menerima bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon.
Pendistribusian air bersih dilakukan di Blok Karang Glindingan II, Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jumat siang (29/11/2024), sekitar pukul 12.45. Di daerah tersebut dilaporkan telah mengalami krisis air bersih.
Krisis air bersih disebabkan karena faktor cuaca musim kemarau, sehingga sumur di rumah milik warga mengalami kekeringan. Karena itu, warga mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA:Kembangkan Perkuliahan Digital
"Tidak adanya mata air di wilayah tersebut, karena faktor geografis (dekat dengan pantai, red). Dampaknya, ada 305 keluarga atau 978 jiwa di Blok Karang Glindingan mengalami krisis air bersih," kata Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda.
Pihak BPBD Kabupaten Cirebon berkoordinasi dengan pihak desa setempat dan mendistribusikan sebanyak 4.000 liter air bersih kepada warga yang terdampak.
Seperti diketahui, pada bulan November 2024, ada 18 desa di Kabupaten Cirebon yang masih meminta dikirimkan air bersih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon.
Hal itu diketahui dari surat pengajuan permohonan bantuan air bersih dari pemerintah desa (pemdes) yang bersangkutan.
BACA JUGA:Disnaker Terus Berupaya Tekan Angka Pengangguran di Kabupaten Indramayu
Sementara warga yang membutuhkan air bersih ada 14.460 keluarga, atau 45.864 jiwa di 18 desa. Sampai tanggal akhir November, sudah lebih dari 300 ribu liter air bersih telah didistribusikan oleh DPRD Kabupaten Cirebon.
Ia menyebut, kemarau tahun ini masih lebih pendek jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu. Ia menegaskan, kemarau tahun 2019 lalu masuk kategori kemarau yang sangat panjang, karena menimbulkan dampak kekeringan dan krisis air bersih yang parah. (cep)