Pendidikan Berkualitas Dalam Sabda Nabi

Ilustrasi pendidikan berkualitas.-istimewa-

Oleh: Imam Nur Suharno*

BANGSA Indonesia akan memperingati Hari Guru Nasional (HGN), tepatnya tanggal 25 November. Pada momentum HGN kali ini penulis menyajikan tema pada tulisan ini Pendidikan Bermakna dalam Sabda Nabi.

Harapannya agar seluruh stakeholder pendidikan tersulut energinya untuk berjihad menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan bermakna.

Hakikat pendidikan adalah perubahan. Perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan setelah mengetahui mengamalkan.

BACA JUGA:Farida Janjikan Beasiswa Berprestasi

Setelah belajar dan mengetahui sesuatu yang baik, apabila tidak mengamalkannya berarti peserta didik baru pada tahapan ‘belajar tentang’. Jika mengamalkannya, maka peserta didik sudah masuk pada tahapan ‘belajar sesungguhnya’.

Misalnya, seorang peserta didik yang belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang shalat berjamaah. Setelah belajar dan memahami materi yang diajarkan, jika belum mengamalkan materi yang diajarkan berarti peserta didik baru masuk pada tahapan ‘belajar tentang shalat berjamaah’. Belum sampai pada tahapan ‘belajar shalat berjamaah yang sesungguhnya’.

Peserta didik belajar mata pelajaran ekomoni tentang kegiatan konsumsi. Setelah memahami materi yang diajarkan, namun masih berperilaku boros, berarti peserta didik baru pada tingkatan ‘belajar tentang kegiatan konsumsi’, belum sampai pada ranah ‘belajar kegiatan konsumsi yang sesungguhnya’.

Peserta didik belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya materi tentang Karya Sastra, agar peserta didik memiliki kepekaan rasa.

BACA JUGA:Kurang 20 Lembar Surat Suara

Setelah memahami materi yang diajarkan, namun masih berperilaku kasar dan tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain.

Hal ini menegaskan bahwa peserta didik baru pada tingkatan ‘belajar tentang Karya Sastra’, belum sampai pada ranah ‘belajar karya sastra yang sesungguhnya’.

Begitu seterusnya. Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar --apapun mata pelajaran yang diajarkan-- peserta didik semestinya berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya dari aspek intelektual, emosional dan spiritual.

Dengan demikian, proses pendidikan itu sejatinya membentuk kepribadian peserta didik menjadi lebih baik. 

Tag
Share