Wawancara dengan Sekjen Partai Gelora, Mahfuz Sidik: Kenapa Harus Ada Parpol Baru?

Sekjen DPN Partai Gelora, H Mahfuz Sidik MSi.--Radar Cirebon

Apa faktor utama terjadinya pembelahan yang melahirkan Partai Gelora?

Jawab:

Setelah pemilu 2009, dibangun visi untuk menjadi 3 besar. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan reformasi internal secara fundamental. Karena konsepsi pemikiran dan model organisasi partai yang dibangun sejak awal berdiri pada 1998 sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi lapangan.

Reformasi yang saya maksud adalah diperlukannya moderasi pemikiran politik dan modernisasi model organisasi partai. Hal ini bukan hanya mengacu kepada kebutuhan lapangan, tapi juga menyesuaikan dengan visi untuk menjadi 3 besar kekuatan politik nasional.

Tanya:

Kenapa ide reformasi internal itu menuai pro-kontra?

Jawab:

Sebenarnya ide ini hanyalah jalan kelanjutan logis dari perjalanan panjang yang sudah ditempuh. Namun kepemimpinan partai paska pemilu 2009 itu lebih condong mengelola kue-kue capaian kekuasaan politik ketimbang serius memikirkan hal-hal strategis untuk pengembangan ke depan.  

Kecenderungan mengelola kue kekuasaan bisa menjebak kepada pragmatisme dan penyalahgunaan kekuasaan.

Dan itu akhirnya terbukti. Pada akhir 2012 terjadilah prahara politik, ketika Presiden PKS tersandung kasus korupsi dan ditahan oleh KPK.  

Paska 2009 sebagai aksi dan reaksi terhadap ide reformasi internal, muncullah fragmentasi plus stigmatisasi. Misalnya ada faksi keadilan dan faksi kesejahteraan. Ada faksi konservatif dan faksi liberal. Hingga berkembang lebih jauh pada penyebaran isu kudeta.

Tanya:

Bukankah Pak Anis Matta didapuk sebagai Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaq, dan berhasil menyelamatkan PKS pada pemilu 2014?

Jawab:

Benar. Anis Matta –sekarang Ketua Umum Partai Gelora Indonesia –didaulat menjadi pengganti pemimpin partai pada awal 2013. Ini pemimpin untuk mengatasi krisis, seperti pemadam kebakaran. 

Tag
Share