CSR Oreo Berbagi, Pengusaha dan Perajin Batik di Kabupaten CirebonTerima Alat Membatik
Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Dr H Hilmy Riva’i MPd menyambut baik bantuan program Oreo Berbagi untuk pengusaha dan perajin batik Cirebon, kemarin.-dokumen -tangkapan layar
CIREBON- Pengusaha dan perajin batik di Kabupaten Cirebon menerima bantuan.
Melalui program CSR Oreo Berbagi bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Indonesia (APPBI), para pengusaha dan perajin batik mendapatkan bantuan alat-alat membatik, instrumen peningkatan produktivitas, dan fasilitas pengelolaan limbah. Total bantuan yang diberikan mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Bantuan ini menjangkau 1.450 perajin dan pengusaha batik di delapan desa di wilayah Kabupaten Cirebon yang bernaung di bawah APPBI.
BACA JUGA:Kegiatan Donor Darah di Pamijahan Kumpulkan 25 Labu Darah
BACA JUGA:SMAN 1 Palimanan Belajar Politik di Gedung DPRD
Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Dr H Hilmy Rivai MPd menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program tersebut. Ia menambahkan bahwa produk Oreo juga menggandeng motif batik Mega Mendung, yang menjadi kebanggaan daerah.
“Melalui Oreo dan APPBI, Kabupaten Cirebon menerima CSR senilai Rp1 miliar untuk 1.450 pembatik di delapan desa,” kata Hilmy Rivai kepada Radar Cirebon, Senin 11 November 2024.
Menurut Hilmy, perajin batik memerlukan dukungan, edukasi, serta sarana produksi dan pengelolaan limbah yang memadai. Banyak pelaku usaha batik di sektor UMKM belum teredukasi terkait pengelolaan limbah industri yang ramah lingkungan.
BACA JUGA:Soal Polemik Penyerobotan Lahan, Komisi III Tawarkan 2 Opsi sebagai Solusi
BACA JUGA:Manajer Timnas Indonesia Konfirmasi Bakal Ada Pemain Senior di Piala AFF 2024, Apakah Maarten Paes?
Sementara itu, Head of Corporate Communications and Government Affairs Mondelez Indonesia, Khrisma Fitriasari menjelaskan, program Oreo Berbagi ini merupakan bagian dari komitmen Mondelez Indonesia untuk mendukung perkembangan masyarakat lokal.
“Kami tergerak untuk turut mendukung perajin dan pengusaha batik sebagai ujung tombak pelestarian batik. Kami berharap program ini dapat mempertahankan kelestarian batik nusantara dan mendorong perkembangan industrinya,” ujar Khrisma.
Sedangkan, Ketua APPBI, Komarudin Kudiya menyatakan, Cirebon merupakan pusat batik dengan motif khas Mega Mendung yang mendunia. Namun, jumlah pengusaha dan perajin batik di Cirebon terus menurun sekitar 30-35%, seiring dengan penurunan omzet hingga 40% dalam kurun waktu 2019-2024.
BACA JUGA:Inilah 4 Pemain Timnas Indonesia yang Menjadi Sorotan Jepang, Siapa Saja Sih?