Tokoh Inovasi Pelayanan Rumah Sakit

Atas sejumlah terobosan layanan di rumah sakit, Direktur RSUD Waled dr M Luthfi SpPd KHOM FINASIM mendapat penghargaan Person of The Year Radar Cirebon 2023 sebagai Tokoh Inovasi Pelayanan Rumah Sakit, kemarin.-Seno Dwi Priyanto/Radar Cirebon-radar cirebon

Selama menjabat sebagai Direktur RSUD Waled, dr M Luthfi SpPD KHOM FINASIM MMRS melakukan sejumlah terobosan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Sehingga, dengan inovasi pelayanan itu sangat memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatna di RSUD Waled.

Salah satu inovasi pelayanan yang sudah diterpakannya adalah antrian online pasien sehingga pasien mengetahui waktu saat berobat. “Jadi pendaftaran bisa via online, pasien tidak perlu harus datang,” ujar Luthfi.

Selain itu, pihaknya juga menggunakan elektronik medical record yang membantu pasien tidak memerlukan banyak waktu selama berobat ke RSUD Waled. “Kita harapkan, total pelayanan sejak pasien datang sampai selesai pemeriksaan di Poliklinik kurang dari 3,5 jam,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Luthfi, pihaknya tengah mengembangkan elektronik rekam medik rawat inap dan emergensi yang diperkirakan selesai bulan Desember tahun ini. “Untuk tahun depan, kita rencananya membuat electronic financing, sehinggan back office dan keuangan itu tersaji real time, itu dari sisi percepatan layanan kepasien,” ungkapnya.

BACA JUGA:Person of The Year 2023: Teruslah Berkarya dan Menginspirasi

Dari sisi pengembangan layanan sendiri, pihaknya menyesuaikan dengan layanan rujukan dari Kementerian Kesehatan. 

Saat ini, lanjut Luthfi, RSUD Waled juga memiliki instalasi khusus pelayanan kesehatan ibu dan anak terpadu yang berada dalam satu gedung. “Instalasi ini khusus untuk pelayanan ibu dan anak, terpadu di satu gedung. Mulai dari emergensi, melahirkan, perawatan ibu melahirkan, hingga neonatal care unit,” ungkapnya.

Pengembangan lainnya kedepan, pihaknya  merencanakan untuk membuat cancer center, dan cardio nerologi center.  Saat ini, pihaknya juga ditunjuk sebagai pusat pengampu layanan infeksi oleh Kementerian Kesehatan. “Kemudian juga pusat screening thalasemia dan pusat pelayanan kasus tubercolosis resisten obat,” tandasnya.

Dalam bidang pendidikan, pihaknya mengembangkan suatu skema pendidikan academycal system, yakni mengkombinasikan antara skema pendidikan university based dengan kelemahan daya tampung peserta didik yang terbatas. “Dengan program ini, kita berharap bisa dijadikan referensi oleh FK UGJ karena Rumah Sakit Waled ini merupakan rumah sakit pendidikan utama dari FK UGJ, supaya nanti kita bisa mengadakan program pendidikan dokter spesialis secara mandiri tidak lagi tergantung pada Unpad,” ujarnya.

BACA JUGA:Tokoh Penggerak Wisata dan Ekonomi Kreatif

Bahkan, pihaknya juga tengah melakukan proses RSUD Waled sebagai rumah sakit rujukan provinsi. “Kami sudah komunikasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan sudah diajukan ke Kementerian Kesehatan, nanti tinggal nunggu penetapan Permenkes untuk rumah sakit rujukan regional,” pungkasnya. (den)

Tag
Share