Ini Program Suhendrik Dalam Mengatasi Persoalan Sosial Kota Cirebon
BAHAS PERSOALAN SOSIAL: Calon wakil walikota Cirebon, H Suhendrik SIP MIPol berdiskusi dengan Forum Komunikasi Organisasi Sosial (FK Orsos) Kota Cirebon, membahas persoalan sosial.-abdullah-radar cirebon
CIREBON - Persoalan sosial di Kota Cirebon semakin kompleks. Namun demikian, bukan berarti tidak bisa diatasi. Yakni, dengan kolaborasi pemerintah daerah bersama lembaga-lembaga non pemerintah yang konsen terhadap persoalan sosial.
Konsep mengatasi persoalan sosial tersebut mengemuka di sela pertemuan calon wakil walikota Cirebon, H Suhendrik SIP MIPol saat berdiskusi dengan Forum Komunikasi Organisasi Sosial (FK Orsos) Kota Cirebon.
Suhendrik mengapresiasi hadirnya FK Orsos yang anggotanya dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau yang biasa dikenal panti asuhan.
Karena, kehadiran LKSA setidaknya membantu beban pemerintah dalam memberdayakan anak-anak yatim.
BACA JUGA:XTC Dukung Pasangan Rahim dan Siap Menangkan Pasangan Rahim di Pilkada 2024
Bersama pasangan Eti Herawati-Suhendrik (Beres), memiliki 21 program unggulan, salah satunya adalah program pengentasan kemiskinan terpadu, bisa melalui bansos, pemberdayaan dan pelatihan.
Program pengentasan kemiskinan ini bisa disinergikan dengan LKSA yang ada di Kota Cirebon. Apalagi, Eti-Suhendrik juga memiliki program Seragam Sekolah Gratis Bagi Siswa SD dan SMP pada penerimaan peserta didik baru.
Ini bisa membantu meringankan beban LKSA terhadap anak-anak asuhnya. Apalagi, di program ini juga, menurut Suhendrik, Beres juga menyediakan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi.
Program ini diharapkan bisa menjadi stimulus anak-anak untuk semakin berprestasi ketika ingin mendapatkan beasiswa.
BACA JUGA:Kapolresta Cirebon Tekankan Netralitas Pilkada Serentak 2024
“Sadar atau tidak, peran pemerintah mengacu Pasal 34 UUD 1945 diambilalih LKSA, tentu saja ini perlu menjadi perhatian dari pemerintah, membantu LKSA dalam pemberdayaan anak-anak asuh,” ujar Suhendrik, yang juga alumni SMAN 6 Cirebon tersebut.
Tidak hanya itu, pria yang menguasai 8 bahasa asing ini juga menyinggung perlunya kolaborasi antara LKSA dengan lembaga amil zakat. Apalagi di Kota Cirebon, selain Baznas, juga cukup banyak lembaga amil zakat.
Apabila program antara LKSA dengan lembaga amil zakat bisa bersinergis, maka perhatian terhadap anak-anak asuh di LKSA bisa lebih optimal. Mulai dari pendidikan, kebutuhan gizi, hingga pemberdayaan anak-anak asuh. (abd)