Satu Tahun Perang di Gaza, Sekjen PBB Serukan Perdamaian

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan perdamaian menjelang peringatan satu tahun perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober.-Anadolu-radar cirebon

WASHINGTON - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan perdamaian menjelang peringatan satu tahun perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober. Dalam pesan videonya, Guterres menyatakan solidaritasnya kepada semua korban dan keluarga yang terkena dampak.

"Tanggal 7 Oktober menjadi hari untuk fokus pada peristiwa tragis hari itu. Saya menyampaikan solidaritas saya kepada semua korban dan orang-orang terkasih mereka," kata Guterres dalam pesan video.

Guterres mencatat bahwa, sejak 7 Oktober, gelombang kekerasan dan pertumpahan darah yang mengejutkan telah meletus. Bahkan dalam setahun terakhir, meluas hingga wilayah Lebanon.

"Perang yang diikuti serangan mengerikan setahun lalu telah menghancurkan kehidupan dan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi rakyat Palestina di Gaza, dan sekarang bagi rakyat Lebanon," ujarnya.

BACA JUGA:Pakistan Konsisten Boikot Produk Barat Pendukung Israel

Guterres meminta pembebasan para sandera dan menghentikan konflik bersenjata untuk mengakhiri penderitaan yang melanda wilayah tersebut. "Saatnya untuk membebaskan para sandera. Saatnya menghentikan konflik bersenjata. Saatnya menghentikan penderitaan yang telah melanda wilayah ini. Saatnya untuk perdamaian, hukum internasional, dan keadilan," sebutnya.

Dia juga menyerukan solusi berkelanjutan untuk konflik tersebut agar Israel, Palestina, dan negara-negara di wilayah tersebut dapat hidup dalam damai, martabat, dan saling menghormati.

Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata, Israel terus melanjutkan serangan di Gaza setelah Hamas menyerang Israel pada Oktober 2023. Dampaknya telah sangat memprihatinkan, dengan lebih dari 41.800 kematian—sebagian besar wanita dan anak-anak—serta hampir 97.000 orang terluka.

Serangan militer Israel tersebut juga memaksa hampir seluruh populasi wilayah tersebut menjadi pengungsi, di tengah blokade yang berkelanjutan dan menyebabkan krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel juga menghadapi Mahkamah Internasional dalam kasus genosida atas tindakannya di Gaza.

BACA JUGA:Lebih Dari 79% Masjid Hancur

Guterres mengecam tindakan kelompok perjuangan Palestina, Hamas, namun juga menghormati dan mengingat semua korban yang kehilangan nyawa dan terkena dampak kekerasan tanpa pandang bulu. (antara/jpnn)

Tag
Share