IPB Cirebon-Pokdarwis Kolaborasi Kembangkan Produk Olahan Mangrove di Mundu Pesisir
Tim PKM IPB Cirebon dan Pokdarwis berolaborasi kembangkan produk olahan Mangrove di Mundu Pesisir.-istimewa-radar cirebon
CIREBON- Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) IPB Cirebon berinisiatif meningkatkan nilai ekonomi mangrove melalui beragam pemanfaatan. Salah satunya adalah dengan mengolah mangrove sebagai bahan pangan.
Ya, selama ini kebanyakan masyarakat mengenal Mangrove sebagai tanaman yang dapat menahan abrasi daripada arus laut. Selain itu, Mangrove juga dikenal sebagai sumber oksigen sekaligus habitat bagi hewan-hewan liar. Padahal, buah Mangrove juga dapat diolah menjadi beragam bahan pangan olahan.
Ketua Tim PKM IPB Cirebon, Utami Rosalina MPd mengatakan bahwa dalam kegiatan PKM, di Desa Mundu Pesisir Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, pihaknya memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan pengolahan produk mangrove kepada kelompok Ibu-ibu di sana. Kegiatan itu berlangsung dengan berkolaborasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat.
Utami mengungkapkan bahwa alasan pengolahan produk mangrove sendiri dikarenakan di Desa Mundu Pesisir mempunyai potensi wisata konservasi mangrove yang berada di kawasan pesisir pantainya. Selain itu, ada kebutuhan bagi warga setempat untuk meningkatkan potensi mangrove menjadi produk unggulan yang bisa dipasarkan dan menambah penghasilan bagi warga setempat.
BACA JUGA:KEIND Siap Kolaborasi Tingkatkan Minat Berwirausaha di Indonesia
Mangrove sendiri, tuturnya, bisa diolah menjadi beragam produk kuliner yang enak dan menarik. Diantaranya adalah sirup dan kopi dari Mangrove. Untuk produk olahan sirup kata Utami, bahan yang dibutuhkan adalah buah Pedada. Buah Pedada sendiri merupakan buah yang berasal dari tanaman mangrove jenis pedada (Sonneratia caseolaris).
Pengolahan buah Pedada menjadi sirup, dimulai dengan mengambil buah pedada yang sudah matang dari pohonnya, kemudian kulit buah dikupas dan dicuci bersih dengan air mengalir. Setelah buah pedada dibersihkan maka lanjut pada tahap pemotongan buah menjadi 4 bagian, sekaligus membuang biji buahnya yang memiliki rasa pahit.
Setelah buah pedada dipotong menjadi empat bagian tanpa biji, lalu buah tersebut masuk ke dalam tahap perebusan selama 15 menit. Air rebusan buah pedada selanjutnya disaring menggunakan kain untuk didapatkan sari buah yang nanti akan digunakan sebagai sirup.
Selanjutnya sari buah dimasak kembali untuk menghasilkan sirup buah pedada. Proses pemasakan ditambahkan dengan gula untuk menghasilkan rasa manis pada sirup. Setelah beberapa saat dimasak, sirup buah pedada sudah dapat dikonsumsi. Sirup tersebut memiliki tekstur kental, berwarna kuning, dan memiliki cita rasa yang khas. "Buah Pedada ini kan memang rasanya sangat asam, jadi sangat cocok untuk dijadikan sirup yang segar dan manis," katanya.
BACA JUGA:Ketua PKB Kuningan Sebut Hasil Survei Bukan Penentu Keberhasilan
Sementara untuk produk kopi sendiri, berasal dari Mangrove jenis bakau. (Rhizophora mucronata). Adapun proses pengolahannya diawali dengan mengumpulkan buah bakau yang sudah matang. Kemudian buah yang sudah terkumpul dijemur supaya kering.
Bila buah bakau sudah kering, maka dilanjutkan dengan proses penyangraian. Proses pemasakan tanpa minyak tersebut dilakukan sampai buah bakau berwarna hitam. Ketika sudah mencapai kematangan yang diinginkan maka buah bakau digiling sampai berbentuk bubuk. "Kita di sini masih menggunakan cara manual untuk mendapatkan teksturnya. Dan ini menjadi ciri khas produk kopi Mangrove yang kita olah," ucapnya.
Utami berharap, bahwa dengan adanya pelatihan dan pendampingan pengolahan produk mangrove ini, diharapkan akan bisa membantu masyarakat setempat untuk memperoleh penghasilan tambahan.
BACA JUGA:Rapat Paripurna Internal DPRD, Bahas Tata Tertib dan Penetapan Calon Pimpinan