Amal yang Tak Jelas
Ilustrasi dermawan.-istimewa-
Oleh: Munib Rowandi Amsal Hadi*
DIKISAHKAN dari sebuah hadis, seorang pembaca Alquran, seorang dermawan dan seorang Mujahid (meninggal karena berperang untuk menegakkan jaran Allah) merasa kaget ketika amal di dunianya tidak diakui oleh Allah dan malaikatNya.
Ya Allah, saya telah membaca Alquran siang malam. Begitu pengakuan si pembaca Alquran. Iya. Saya juga telah membelajanjakan harta saya demi untuk menyambung sanak family dan disadaqahkan. Sela seorang yang dermawan di hadapan Allah.
Begitupun pengakuan seorang mujahid. Ia menjelaskan pada Allah bahwa dirinya telah berperang di jalan Allah samapi akhirnya terbunuh.
BACA JUGA:UGJ Cirebon Gelar Cirebon Annual Interdisciplinary International Conference/CAIIC
Namun amal mereka semua tidak sampai pada Allah. Allah dan malaikatNya menyanggahnya: “Kamu telah berbohong, karena semua itu kamu lakukan hanya ingin dipuji orang, dan itu sudah terlaksana di dunia”. Sementara kamu dermawan, Kamu bohong, karena semua itu kau lakukan, agar kamu disebut dermawan, dan itu sudah terlaksana !” tegas Allah.
Dan kamu mujahid, kamu bohong, karena tujuanmu hanya supaya kamu disebut pahlawan yang gagah-berani, dan hal semacam itu sudah terlaksana di dunia”.
Begitulah Nabi Muhammad menjelaskan kepada Abu Ghurairah, sahabat dekatnya, tentang amal yang tidak sampai kepada Allah karena salah alamat.
Amal tersebut telah dilakukan dengan sungguh-sungguh, berbiaya, bertenaga, menghabiskan waktu bahkan telah mengorbankan jiwa dan raga, namun karena salah alamat, maka tidak sampai pada Allah.
BACA JUGA:PBNU dan PKB: Dewasalah!
Amal tersebut tidak jelas. Tidak jelas kemanfaatannya. Ketika amal itu dialamatkan untuk manusia agar dipuji oleh orang, kerana ingin disebut dermawan, atau karena ingin disebut pahlawan, maka, alamat itu jelas salahnya. Karena saat kita meninggal, orang mengingat kita setelah kematian hanya beberapa waktu saja. Setelah itu kita dilupakan. Betapa murahnya cucuran keringat kita, keseriusan kita, pengorbanan kita. Karena semua itu tidak menjadi apa-apa.
Bukan Allah tidak menerima amal kita yang tidak jelas. Tapi karena memang kita mengirimkannya bukan pada Allah. Maka, kesalahan ada pada kita. Kita sering melebeli amal kita untuk dikirim kepada atasan dengan cari muka. Melebeli untuk dikirim kepada teman
sejawat agar dianggap baik dan sopan. Dikirim kepada istri karena agar dianggap tanggungjawab dan romantik. Semua amalan ada alamatnya. Maka oleh malaikat akan dikirm sesuai alamatnya.
Semua amalan akan dibalas sesuai alamatnya. Maka, tidak ada amalan yang tidak dibalas. Semua amalan akan dibalas. Barangsiapa berbuat kebaikan sekecil apapun, maka akan mendapat balasan. Dan barangsiapa yang berbuat keburukan sekecil apapun, maka ia akan melihat balasannya. (QS. Al Zalzalah:8-9). Balasan tersebut baik di dunia maupun di akhirat.