Merawat “Jantung Sekolah”
Ilustrasi hari kunjungan perpustakaan.-istimewa-
BACA JUGA:Aset Pemkab Majalengka Ditertibkan, Kolaborasi dengan Kejaksaan Negeri
Dengan dibangunnya perpustakaan sekolah, diharapkan dapat membangun budaya baca yang tadinya tidak suka membaca menjadi suka membaca.
Salah satu penyebab buruknya kualitas pendidikan di tanah air adalah tidak menjadikan perpustakaan sebagai jantung sekolah.
Mengapa perpustakaan harus dijadikan jantung sekolah? Karena sebagaimana fungsinya jantung dalam tubuh, perpustakaan sangat menentukan sehat tidaknya sistem pendidikan sekolah.
Apabila jantung tidak berfungsi, maka akan mengakibatkan kelumpuhan, dan apabila tidak memiliki perpustakaan, sama seperti tubuh tidak memiliki jantung atau tidak memiliki daya hidup (Suherman, 2009).
BACA JUGA:Gelar Gerakan Pangan Murah, Harga Beras Kualitas Bagus Seharga Rp65 Ribu
Faktor paling penting untuk menjadikan perpustakaan sebagai jantung sekolah adalah program atau kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan, kalau perpustakaan diibaratkan sebagai jantung program adalah nyawanya.
Jantung tidak bisa berdenyut bila tidak ada nyawa. Sehingga perpustakaan sekolah sangat penting bagi penunjuang siswa dalam belajar.
Perpustakaan menurut fungsinya memposisikan diri sebagai tempat menyediakan berbagai informasi, baik yang berkaitan dengan sosial, politik, maupun ekonomi dan informasi lainnya.
Perpustakaan dikatakan jantung sekolah karena perpustakaan memiliki peran penting di dunia pendidikan. Telah diakui sejarah pendidikan manapun bahwa perpustakaan merupakan pusat pendidikaan dan peningkatan kualitas diri.
BACA JUGA:Tampung Masukan dan Tanggapan Tahapan Pencalonan, Bawaslu Buka Posko Aduan Masyarakat
Perpustakaan juga memiliki kekuatan sebagai penggerak untuk pembelajaran yang lebih efektif dan dinamis, baik untuk untuk individu maupun kelompok.
Di sekolah maupun di perguruan tinggi, perpustakaan mempunyai peran yang sangat vital sebagai sumber daya material untuk penelitian dan membaca atau sebagai tempat belajar yang kondusif.
Program dan kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan haruslah yang baik.
Maksudnya, kalaupun perpustakaan diibaratkan sebagai jantung, program adalah jiwanya. Jantung tidak akan berdenyut apabila nyawanya tidak ada.