Ritual Siraman Panjang Digelar Keraton Kasepuhan, Warga Berebut Air Jimat

Tradisi ritual siraman panjang digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon.--Dedi haryadi/radarcirebon.com

BACAKORAN.CO - Tradisi ritual siraman panjang kembali digelar Keraton Kasepuhan Cirebon dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa 10 September 2024.

Tradisi ritual siraman panjang merupakan pencucian piring peninggalan Wali Sanga yang akan digunakan pada puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, pada tanggal 28 September 2023 nanti atau tradisi Panjang Jimat.

Kegiatan ritual siraman panjang ini merupakan ritual tahunan dan berlangsung di Bangsal Pungkuran Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

BACA JUGA:Majalengka Siap Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang

Sejumlah abdi dalem berpakaian serba putih (beskap) secara beriringan membawa piring selawat, dua buah guci besar dan dua penutup lampu minyak (lampu tempel) dibalur kain putih peninggalan Wali Sanga yang akan dicuci.

Sebelum dicuci, keluarga Keraton Kasepuhan, abdi dalem dan masyarakat yang hadir kemudian menggelar doa bersama. 

Usai doa bersama, ritual tersebut langsung dimulai dan diiringi selawat yang dibacakan abdi dalem yang mengikuti Siraman Panjang.

BACA JUGA:PON ke-XXI Aceh-Sumut 2024 Resmi Dibuka oleh Presiden Jokowi, IKN Kirim Kontingen

Setelah semua benda tersebut dicuci dan kembali dibungkus kain putih, para abdi dalem kembali memasukkannya ke gudang jimat untuk nantinya akan digunakan sebagai wadah makanan bekasem di tradisi panjang jimat nanti.

Yang menarik dari kegiatan ini, setelah tradisi pencucian tersebut selesai, masyarakat yang sudah datang ke Keraton Kasepuhan sejak pagi hari langsung berebut mendapatkan air.

Ya, air bekas cucian tersebut yang dipercaya masyarakat bisa mendapatkan keberkahan, khususnya dari Allah SWT melalui peninggalan para wali.

BACA JUGA:Penopang Kawasan Industri, Wilayah Ciledug Mesti Ada Perbaikan Infrastruktur

"Alhamdulillah tradisi siraman panjang sudah terlaksana. Tadi kami (Keraton Kasepuhan) mengeluarkan 7 piring panjang, 38 piring pengiring, 2 guci dan 2 tempat untuk minyak wangi atau minyak mawar yang kesemuanya itu usianya sudah 6 abad," ungkap Patih Anom Keraton Kasepuhan Pangeran Raja (PR) Moh Nusantara kepada radarcirebon.com ditemui usai kegiatan di Keraton Kasepuhan.

Dikatakan PR Nusantara, makan tradisi Siraman Panjang ini adalah membersihkan diri lahir batin.

"Jadi kita membersihkan diri atau mensucikan diri menggunakan air yang merupakan sumber kehidupan. Sebetulnya mencuci itu kita maknai dengan tubuh kita, di mana tubuh kita itu mengandung air," katanya.

BACA JUGA:Pendaftaran CPNS 2024 Terakhir Hari Ini, Berikut Cara Daftar dan Dokumen yang Dibutuhkan

Patih Anom menjelaskan, tradisi Siraman Panjang sendiri adalah salah satu rangkaian tradisi dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu, Moh Junaedi warga asal Bekasi yang hadiri di acara tradisi Siraman Panjang mengaku tiap tahun datang ke Keraton Kasepuhan untuk mengambil air jimat.

"Saya dari Bekasi, tiap tahun datang ke sini (Keraton Kasepuhan) untuk mengambil air bekas tradisi ritual siraman panjang atau air jimat. Air jimat ini saya pake untuk keberkahan usaha saya di Bekasi," akunya. (*)

 

Tag
Share