Integrasi ChatGPT
Ilustrasi kecerdasan buatan.-istimewa-
BACA JUGA:Libatkan Emak-Emak untuk Tekan Tawuran Remaja
Meskipun demikian, dengan pertimbangan yang cermat terhadap manfaat dan tantangan yang terkait, penggunaan ChatGPT dalam pendidikan tinggi dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkaya pengalaman pembelajaran mahasiswa.
Mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi dan tahu bagaimana memanfaatkannya untuk kepentingan akademik mereka.
Di sisi lain, lembaga pendidikan tinggi perlu menyeimbangkan penggunaan ChatGPT dalam pembelajaran untuk memaksimalkan keuntungan dan mengatasi tantangan.
Kita memerlukan pengajar yang adaptif dengan gempuran kecanggihan teknologi ini. Dosen dapat menggunakan strategi yang holistik untuk memantau penggunaan ChatGPT pada mahasiswa.
BACA JUGA:Helat Khitanan Masal dan Donor Darah hingga Pengajian Umum
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dosen harus mengajarkan tentang etika penggunaan ChatGPT.
Bahwa mahasiswa harus mencari sumber informasi yang valid, termasuk pentingnya mengutip sumber rujukan dengan benar, dan menghindari menyalin tulisan tanpa memberikan atribut.
Kemudian, dosen harus membuat rubrik penilaian yang jelas sesuai dengan etika dan standar. Langkah ini penting untuk menjaga integritas akademik. Rubrik penilaian mencakup orisinalitas dan ketajaman analisis.
Pengawasan terhadap tindakan plagiarisme perlu dilakukan. Pengawasan ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi lainnya, berupa perangkat pendeteksi.
BACA JUGA:Kemarau, Krisis Air Bersih Meluas
Teknologi ini memungkinkan dosen untuk memastikan bahwa pekerjaan mahasiswanya tidak melanggar standar etika yang ditetapkan dalam rubrik penilaian.
Dengan begitu, rubrik penilaian dan pengawasan terhadap plagiarisme bekerja secara sinergis untuk memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memenuhi standar penilaian, tetapi juga bertanggung jawab secara akademis dalam penggunaan teknologi.
Setelah mendapatkan hasil penilaian tugas mahasiswa, dosen perlu memberikan umpan balik dengan melakukan interaksi secara personal dengan mahasiswa tentang hasil pekerjaan mereka.
Proses umpan balik ini dapat membangun kesadaran dan pemikiran kritis mahasiswa tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Strategi terakhir adalah penerapan model pembelajaran kolaborasi dan proyek kelompok.