Rakyat Berdaulat Indonesia Kuat

Minggu 01 Sep 2024 - 21:24 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Oleh: Diding Wardianto SSos*

MENUJU Indonesia Emas 2045, Indonesia memiliki visi Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan. Dalam dokumen Indonesia Emas 2024, tercantum beberapa sasaran utama. 

Di antranya menurunkan tingkat kemiskinan 0 persen, jadi negara berpendidikan tinggi, kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional, peningkatan Sumber Daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas, serta penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) menuju net zero emission. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia dalam rentang waktu satu tahun mengalami penurunan 0,33 persen. Pada bulan Maret 2024 kemiskinan di indonesia turun menjadi 9,03 persen, dibandingkan pada bulan Maret 2023 yaitu 9,36. 

BACA JUGA:Sepertinya Jadi Kepala Daerah Itu Banyak Tidak Enaknya

Tercatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang. Selain itu, dalam mengelola bonus demografi, faktor Pendidikan sangat menentukan. Persoalan pendidikan memang bukan hal yang mudah untuk kita selesaikan.

Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus bersinergi mewujudkan generasi emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka). Salah satunya Guru adalah kunci, mereka adalah mutiaranya agent of change, pelaku perubahan agar menghasilkan manusia Indonesia yang religius, cerdas, produktif dan komperhensif melalui layanan pembelajaran yang prima kepada peserta didiknya.

Menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam setiap insan generasi sudah selayaknya diwujudkan dalam kerangka membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempu menjawab tantangan global dan mampu bersaing pada kancah internasional. 

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini akan menetukan Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi atau akan terjebak selamanya dalam negara berpendapatan menengah (middle income trap/MIT). Indonesia hanya memiliki sisa waktu dalam 21 tahun lagi untuk keluar dari MIT. Sementara, jika kita mengacu kepada studi felipe (2012) menyebutkan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk bisa keluar dari MIT adalah 42 tahun, seharusnya Indonesia sudah masuk middle income sejak 2003. Rasa-rasanya, benar jika kita sedang “lari maraton” menuju Indonesia emas, tetapi bukankah persiapan stamina untuk maraton juga diperlukan dan itu didapatkan apabila semua rakyat Indonesia memiliki tekad yang sama untuk maju bersama-sama. 

BACA JUGA:Produk UMKM Layak Masuk Pasar Modern

Hari-hari ini kita sedang dipertontonkan dengan riuhnya perpolitikan di tanah air oleh “para penguasa” negeri ini, merasa yang paling berdaulat penuh atas apa yang akan terjadi, mereka seolah-olah menjadi “penentu” atas masa depan kita, rakyat Indonesia. Tetapi kadangkala kita sedih melihat “tingkal lakunya”. Perlu diingat bahwa tidak ada hal yang lebih sulit pengaturannya, lebih meragukan keberhasilannya dan lebih berbahaya pelaksanaannya daripada prasangka mengubah kedaulatan rakyat suatu negara. 

Mereka menyongsong segala yang akan tiba dengan derap yang semoga lebih berharga untuk kita semua. Perlu kita ingat bahwa, konsepsi “kedaulatan rakyat” ini berakar pada doktrin romawi, yaitu lex regia, yang berarti bahwa kekuasaan diperoleh dari rakyat. Dalam konteks kenegaraan, kedaulatan adalah hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah, pemerintah dan masyarakat. 

Kedaulatan juga berarti memiliki superioritas untuk membuat aturan dan hukum. Suatu negara dikatakan berdaulat jika negara tesebut telah merdeka, bebas dari yang lainnya, dan memiliki persamaan derajat. Kedaulatan berasal dari bahasa arab yaitu “daulah” yang berarti “kekuasaan tertinggi”. 

Sedangkan kedaulatan rakyat artinya pemerintah mendapatkan mandatnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Negara yang berdaulat adalah negara yang mempunyai kekuasaan tertinggi atau suatu pemerintahan negara. Sementara itu, kedaulatan dapat terbagi menjadi dua aspek, diantranya aspek eksternal dan aspek internal. 

BACA JUGA:Tinumpuk Juara Umum MTQ Tingkat Kecamatan

Tags :
Kategori :

Terkait