Salah satu ruangan di Balaikota Cirebon akan dijadikan Museum Topeng Cirebon, yang direncanakan akan diresmikan pada pekan depan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya SSos menjelaskan bahwa semua persiapan, termasuk pemasangan perlengkapan, akan selesai minggu ini.
“Jadi, kami jadwalkan peluncurannya minggu depan dan museum akan dibuka untuk umum,” ujar Agus Sukmanjaya, Senin (19/8).
Untuk operasionalnya nanti, museum akan mengikuti hari dan jam kerja ASN sementara waktu, mengingat keterbatasan sumber daya manusia. Namun, tahun depan diproyeksikan bisa dibuka setiap hari.
Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk mengunjungi museum ini.
Mereka dapat menikmati 120 jenis kesenian topeng Cirebon. Selain itu, fasilitas tambahan akan mencakup workshop pembuatan topeng, di mana pengunjung dapat melukis dan membawa pulang hasil karyanya sebagai souvenir.
“Selama seminggu ini, kami akan fokus pada persiapan akhir museum agar peluncurannya minggu depan dapat terealisasi sesuai rencana,” tambahnya.
Penanggung jawab Museum Topeng Cirebon di Balaikota Cirebon, Dr Pandji Amiarsa SH MH mengatakan bahwa sejumlah perangkat daerah, tim ahli cagar budaya Kota Cirebon, serta tenaga ahli dari Museum Semedo Kemendikbud dan Museum UGM terlibat dalam pembuatan museum ini.
“Pihak utama dalam pembentukan Museum Topeng Cirebon adalah Pemerintah Daerah Kota Cirebon, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Sekretariat Daerah (Setda), dan Dinas Perumahan dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon,” kata Pandji, akhir pekan lalu.
Selain itu, Museum Topeng Cirebon melibatkan perajin topeng, antara lain Murani dan Sutrisno dari Slangit, Waryo Sela dari Sanggar Samarati, Sujana Priya dari Sanggar Purwa Galih, Adnani dari Sanggar Ananing Jagat, dan Sadin dari Sanggar Jaka.
“Kami melibatkan perangkat daerah terkait dan tenaga ahli yang memahami pembuatan museum, agar makna yang tersirat dalam Museum Topeng Cirebon dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat,” ujarnya.
Pandji menjelaskan bahwa akan ada 100 replika topeng yang biasa digunakan dalam pentas seni wayang wong, termasuk cerita Mahabharata, Ramayana, dan Panji. Topeng-topeng ini dibuat dari bahan kayu jaran dan proses pembuatannya memerlukan waktu satu minggu.
“Para pengrajin berasal dari sanggar yang biasa mementaskan Tari Topeng. Pembuatannya dilakukan secara hati-hati dan detail agar maknanya tetap terjaga,” katanya.
Museum Topeng Cirebon bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kebudayaan topeng Cirebon, serta sebagai sarana edukasi dan pusat informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kebudayaan Cirebon.
“Menjadi kewajiban kami untuk menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat yang ingin mengenal Cirebon lebih dalam,” ungkap Pandji.