Menurut Liputan6.com - Data Hasil Asesmen Nasional (AN) pada 2021 menemukan fakta bahwa satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Padahal, siswa perlu menguasai kemampuan dasar ini sebelum belajar konsep pemahaman yang lebih tinggi.
Selain itu, survei terbaru Bank Dunia pada 2022 menunjukkan hasil yang sama, yakni 51 persen anak-anak Indonesia dikatakan kompetensinya masih sangat rendah, belum mampu secara literal, dan juga secara numeral dalam hal literasi.
Kalimat puitis dari sastrawan kenamaan kita, Joko Pinurbo, berbunyi, Jika masa kecilmu kau habiskan dengan membaca, niscaya kepalamu akan bermandikan kata-kata.
BACA JUGA:223 Jiwa di Blok Kiremong Desa Lebakmekar Belum Aman dari Ancaman Longsor
Gerakan literasi sering diterjemahkan masyarakat sebagai gerakan membaca saja. Terjemahan masyarakat itu benar adanya.
Membaca adalah salah satu jenis kemampuan berbahasa siswa di samping menyimak, berbicara, dan menulis. Membaca merupakan bagian dari literasi, oleh karena itu tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan.
Membaca adalah jalan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang bijak mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Jika buku merupakan jendela dunia, membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia tersebut.
Tanpa membaca, tidak mungkin terbuka jendela. Dari pernyataan ini, saya sebagai guru pun selalu mengingatkan para siswa agar mau terus membaca supaya bisa membuka jendela dunia.
BACA JUGA:Sosok Ini Siap Bersaing dengan Ayu Untuk Dapat Rekom dari Gerindra
Pada tanggal 17 September 2023 lalu, saya membaca berita bahwa masyarakat kota Cirebon dapat melihat Kegiatan Festival Literasi yang diadakan di Taman Muara Sukalila di Kelurahan Panjunan.
Ketika biasanya anak muda Gen-Z tengah sibuk-sibuknya dihadapkan pada kesibukan belajar dan berkuliah, tidak dengan pemuda dan pemudi yang satu ini. Berawal dari hobi menggiatkan budaya literasi, berbuahlah Festival Literasi.
Sebagai acara puncak dari kegiatan pengabdian dan fasilitasi pengajaran di masyarakat. Pustaka Ceria sendiri adalah sebuah inisiasi percontohan komunitas anak muda yang mana visi-misinya untuk menjadikan anak bangsa yang berakhlak mulia serta menumbuhkan jiwa yang cerdas dan mampu beraktivitas dalam mengamalkan ilmunya.
Inisiatif tadi dapat digambarkan lewat para relawan yang akan datang ke Muara Sukalila setiap minggunya, mereka bersama-sama mengajak anak-anak yang tinggal di Sukalila dan sekitarnya untuk ikut berkumpul dan kemudian melakukan proses belajar mengajar.
BACA JUGA:Pendamping Bacabup Petahana Hj Nina Agustina, Tobroni?
Nah, sebagai momentum akhir dari pembelajaran yang telah dilakukan selama empat bulan ini akhirnya Festival Literasi Panjunan diadakan.