CIREBON- SMAN 6 Kota Cirebon siap menjadi pelopor sekolah anti paham radikalisme dan intoleransi.
Hal ini ditandai dengan pemberian materi wawasan kebangsaan kepada ratusan siswa kelas XII dari Densus 88 Anti Teror pada Senin 5 Agustus 2024.
Agenda tersebut merupakan bagian dari roadshow Wawasan Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Densus 88 AT Mabes Polri, bekerja sama dengan Jabar Bergerak Kota Cirebon, dan KCD Wilayah X Disdik Provinsi Jawa Barat.
BACA JUGA:Petani dan Nelayan di Desa Lamarantarung Siap Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada
Kasubnit Idensos Satgaswil Jabar Densus 88 AT Polri, Kompol Satori, menjelaskan bahwa penyebarluasan wawasan kebangsaan bertujuan untuk membentuk generasi penerus bangsa yang terhindar dari paham intoleransi dan radikalisme.
Selain itu, melalui pemahaman wawasan kebangsaan ini, para siswa diharapkan dapat memiliki akhlak yang baik sehingga mereka tidak terjerumus dalam tindakan kenakalan remaja seperti tawuran, judi online, narkoba, dan bullying.
”Ide dasarnya adalah membentuk generasi secara masif, meliputi SMA, SMK, MA, serta pondok pesantren di beberapa daerah Jawa Barat,” ujar Satori.
BACA JUGA:Ancaman El Nino, Yayasan Persada Akmil 92 Garap Ratusan Hektare Lahan Pertanian
Wakasek Kesiswaan SMAN 6 Kota Cirebon, Eka Novianto, MPd, menyampaikan apresiasi karena sekolahnya diberi kepercayaan untuk mendapatkan materi wawasan kebangsaan dari para pemateri yang berkompeten.
”Alhamdulillah, materi ini sangat bermanfaat. Siswa SMA merupakan golongan usia yang rentan. Oleh karena itu, hal baru yang menarik minat perhatian mereka harus disertai dengan kemampuan menyaring agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif,” ujarnya.
BACA JUGA:Kenali Rokok Ilegal, Diskominfo Gelar Sosialisasi UU Tentang Cukai
Menurut Eka, kegiatan ini juga bertujuan menyiapkan generasi yang siap menangkal paham radikalisme dan intoleransi.
SMAN 6 Kota Cirebon juga berencana untuk menjadi rintisan sekolah anti radikalisme dan intoleransi.
Salah satu upaya lainnya adalah penguatan pemahaman dalam beragama, melalui bimbingan dari pengajar dan guru agama yang kompeten. Pihak sekolah meyakini bahwa paham terorisme tidak ada kaitannya dengan ajaran agama manapun.