Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, memberikan tanggapan tajam terhadap pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Usai acara pelantikan PWNU Jateng Masa Khidmat 2024–2029 di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Kota Semarang, Sabtu (3/8/2024), Gus Yahya mengibaratkan PKB sebagai mobil rusak yang perlu ditarik kembali ke pabrik yang dalam analoginya diibaratkan sebagai PBNU.
"Gini ya, itu kan kemarin ada Toyota (analoginya), itu produksi mobil, sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobil itu, maka ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," kata Gus Yahya.
Cak Imin awalnya menjawab pernyataan Gus Yahya dengan menyampaikan bahwa perolehan suara PKB pada pemilu 2024 mengalami peningkatan yang diakui oleh semua pihak. "Prestasi perolehan PKB pada Pemilu 2024 diakui semua pihak," ujarnya dalam akun media sosial pribadinya @cakimiNow, dikutip Minggu (4/8).
BACA JUGA:Temui Rizieq Shihab di Petamburan, Dasco Ungkap Bagian dari Silaturahmi Kebangsaan
Ia juga menegaskan bahwa peningkatan suara PKB perlu disyukuri sebagai keberhasilan kader setelah aksi penggembosan partai oleh Gus Yahya dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Cak Imin menyatakan bahwa aksi tersebut justru membuat perolehan suara PKB meningkat secara drastis.
"Digembosi Yahya dan Saipul (Gus Ipul, red) di pemilu, malah membuat perolehan PKB meningkat tajam," kata Cak Imin.
Mengenai pernyataan Gus Yahya, Wakil Ketua DPR RI itu mengatakan peningkatan suara PKB pada pemilu 2024, menandakan pernyataan Gus Yahya dan Gus Ipul sudah tak dianggap publik. Cak Imin menyebut balik Gus Yahya dan Gus Ipul sebagai sosok yang rusak dan berusaha menarik PKB ke dalam jurang keburukan. "Omongan Yahya dan Saipul (Gus Ipul, red) enggak laku, yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok, PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa enggak makin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU," tegasnya.
Cak Imin juga menyatakan bahwa langkah PBNU yang ikut campur urusan PKB telah melanggar khitah, karena lembaga keagamaan seharusnya tidak ingin terlibat dalam ranah politik praktis. "Melanggar khitah yang mereka tegaskan sendiri. Mempolitisasi NU enggak laku, kok, lanjut mempolitisasi PKB, memang siapa lu. Anda sopan kami segan, kalau enggak sopan jangan ajak-ajak kami," jelasnya.
BACA JUGA:KPK Disebut Mulai Dalami Dugaan Demurrage Impor Beras senilai Rp 294,5 Miliar
Sebelumnya, Gus Yahya menyindir bahwa sebuah mobil yang rusak perlu ditarik kembali untuk diperbaiki saat ditanya tentang konflik antara PKB dan PBNU. "Sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem mobilnya. Ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," ungkap Gus Yahya, Sabtu (3/8).
Sementara itu, sebagai tokoh yang pernah menjadi Ketua Tim Lima Pembentukan PKB dan Ketua Dewan Syuro PKB, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan PBNU dan PKB seharusnya tidak berkonflik karena telah memiliki tugas yang berbeda. Wapres menyampaikan hal itu di atas Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Sebaiknya memang tidak terjadi konflik ya, seharusnya bekerja sama dengan baik dan dengan tugas masing-masing PBNU tetap pada pembangunan keumatan, PKB pada politik sebetulnya," ucap Wapres usai menghadiri Pelantikan Pamong Praja Muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXXI Tahun 2024 di Kampus IPDN, Kabupaten Sumedang, Jabar seperti dikutip Antara pada Kamis (1/8/2024).
"Saya dahulu Ketua Tim Lima pembentukan PKB, saya Ketua Dewan Syuro pertama sebelum Gus Dur. Jadi sebenarnya hubungan PBNU dengan PKB itu aspiratif, kultural, dan historis, tidak ada hubungan struktural," ucap Ma’ruf.
BACA JUGA:Ahok Bantah Bangun Komunikasi dengan Anies Baswedan Lewat Pesan WA