Studi ini menemukan bahwa pengguna yang sering terpapar konten spiritual di media sosial cenderung memiliki keyakinan yang lebih kuat terhadap keberadaan entitas spiritual (Anderson dkk, 2022).
Namun, dalam menghadapi fenomena seperti cek khodam di TikTok, penting untuk mempertimbangkan implikasi etis terkait penggunaan media sosial untuk menyebarkan dan mempromosikan praktik-praktik spiritual.
Perlu ada kesadaran akan potensi penyalahgunaan atau manipulasi informasi yang dapat merugikan pengguna yang kurang berpengalaman atau rentan.
Hal ini juga relevan dengan teori efek terbatas yang menunjukkan bahwa media massa memiliki pengaruh yang terbatas terhadap perilaku individu, terutama ketika individu memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih kuat dalam konteks tertentu.
BACA JUGA:Edukasi Penanganan Kebakaran untuk Masyarakat
Selain itu, kebenaran ilmiah dari klaim-klaim yang terkait dengan cek khodam sering kali dipertanyakan. Dalam konteks budaya lintas digital, cek khodam mencerminkan bagaimana tradisi lokal dapat beradaptasi oleh teknologi modern.
Viralnya cek khodam di TikTok diproduksi oleh individu-individu yang mengklaim memiliki kemampuan spiritual atau pengetahuan khusus dalam hal ini.
Mereka menggunakan platform untuk membagikan pengalaman pribadi atau teknik tertentu yang mereka klaim dapat mengungkap kehadiran khodam atau entitas spiritual lainnya.
Di sini, pengguna sering menampilkan proses cek khodam dengan gaya yang dramatis atau humoris, termasuk menggunakan efek suara atau visual untuk menambahkan unsur ketegangan atau keanehan yang diterima bervariasi oleh setiap individunya.
BACA JUGA:Perkuat Kerja Sama Ekonomi Indonesia dengan Mesir
Normalisasi ini mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap spiritualitas, membuat praktik-praktik ini lebih terbuka untuk dibahas dan dieksplorasi tanpa stigma yang kuat seperti sebelumnya.
Transformasi cek khodam menjadi permainan menimbulkan pertanyaan tentang etika dalam penggunaan media sosial untuk tujuan spiritual atau metafisik.
Hal ini memerlukan kewaspadaan terhadap batas-batas antara hiburan dan pengalaman spiritual yang autentik, serta tanggung jawab dalam menyajikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi pengguna.
Fenomena ini menggambarkan bagaimana budaya populer dan teknologi saling berinteraksi dalam membentuk pandangan dan perilaku masyarakat terhadap spiritualitas.
Ini juga mencerminkan bagaimana generasi muda menggunakan media sosial sebagai wadah untuk ekspresi diri dan eksplorasi identitas spiritual mereka.