Generasi awal Islam terkenal dengan ketangguhannya dalam membela agama, berkaca pada kehidupan Nabi SAW, kisah para sahabat dan pahlawan Islam lainya.
Mereka yang berperang di jalan Allah. Mereka yang mati, meneteskan peluh dan darahnya untuk membela agama karena Allah.
Dijanjikan atas mereka surga, bahkan orang-orang yang gugur dijalan-Nya dimuliakan dengan hidup di sisi Tuhannya.
BACA JUGA:Menhub Ajak Pelaku Usaha Berbisnis di Pelabuhan Patimban
“Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka bersama-sama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah atas mereka dari para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh; dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS an-Nisa [4]: 69).
Menjadi seorang pahlawan tidak harus selalu berperang secara gamblang -angkat senjata- dalam konteks kekinian yang secara kasat mata tidak ada lagi “perang” dan kedzaliman atau lainnya.
Akan tetapi, berperang dalam jihad fi sabilillah adalah berperang melawan kebodohan, melawan kemaksiatan, berperang terhadap fitnah dan ideologi yang melawan Islam, mengajak kepada yang baik dan menjauhi yang buruk, semuanya ikhlas karena Allah semata.
Bagaimana cara menghargai jasa para pahlawan itu? Islam mengharuskan kita untuk senantiasa berdakwah, meneruskan perjuangan Nabi dan para pahlawan, menanamkan semangat untuk terus mengumandangkan ayat Allah, menyampaikan ilmu dalam kebaikan, dan saling menasihati untuk menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya.
BACA JUGA:Petani Panik, Sawah Kekeringan, Ancaman Gagal Panen di Depan Mata
Islam menganjurkan untuk meneladani sikap kepahlawanan mereka. Mereka bergembira dengan karunia Allah yang dilimpahkan kepadanya, mereka bergembira terhadap orang-orang yang masih tertinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa mereka tiada merasa takut dan tiada berduka.
Mereka bergembira dengan nikmat dan karunia yang besar dari-Nya, dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang mukmin.
Semuanya itu diabadikan oleh Allah, semuanya tercatat dengan indah dalam Kitabullah, agar kita dapat mengambil hikmah di dalamnya.
“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, kamu beriman kepada Allah; dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman, niscaya akan lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110).
BACA JUGA:Musim Kemarau, Lahan Sawah Dibiarkan Nganggur
Semoga Allah membimbing kita agar mampu menjadi pahlawan yang dirindukan dan siap berjuang dengan memberikan manfaat untuk kebaikan masyarakat, bangsa, dan negara. Amin. (*)
*Penulis adalah Penulis Buku Arti Merdeka (Ku) dan Pendidik di Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat