MAJALENGKA - Kondisi air di Bendung Rentang, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka saat ini baru sekitar 41 persen. Suplai air dari Bendungan Jati Gede baru 20 meter kubik, mengingat posisi air masih minus dan masih harus menampung untuk mencapai elevasi 100 persen.
Dengan debit yang terbatas membingungkan pihak pengelola Bendung Rentang, karena musim tanam yang dilakukan oleh para petani di wilayah Indramayu juga Cirebon kini dilakukan secara serempak, tidak mengikuti jadwal yang diberlakukan pihak pengelola Bendung Rentang.
Pengelola Bendung Rentang, Dadi Supriadi menjelaskan, air yang tersedia di Bendung Rentang didistribusikan melalui Saluran Induk (SI) Sindupraja sebesar 25 meter kubik per detik, SI Cipelang 11 meter kubik per detik.
“Untuk Cipelang jika para petani mengikuti jadwal tanam yang direncanakan pihak Bendung Rentang seluas 12.000 hektare air akan mencukupi. Karena normalnya Cipelang untuk golongan satu sekitar 12.000 hektare,” jelas Dadi.
BACA JUGA:Gus Mul Masuk 10 Besar, Tahapan Open Bidding Sekdaprov Selanjutnya Penilaian Kompetensi
Dijelaskan Dadi, jadwal tanam untuk wilayah pengairan di bagi tiga golongan. Untuk golongan I seluas 12.000 hektare yang mulai digarap awal Desember, golongan II mulai garap tanggal 16 Desember dengan luas areal 12 hektare dan golongan III pada awal Januari dengan luas areal sama sekitar 12 hektare.
Pembagian waktu tanam ini untuk menyesuaikan kondisi air di bendungan agar semua areal sawah bisa seluruhnya teraliri air baik saat pada musim tanam rendeng, dan musim tanam II.
“Persoalannya sekarang, para petani yang harusnya mulai tanam di golongan II pada pertengahan Desember serta golongan III yang harusnya baru mulai tanam di awal Januari kini sudah mulai menggarap dan melakukan persemaian,” beber Dadi.
Jika petani mengikuti jadwal yang sudah diprogramkan bersama, maka diperkirakan seluruhnya bisa teraliri air baik saat MT rendeng, MT II juga musim kemarau.
BACA JUGA:Kementrian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Beri Persetujuan Substansi RTRW
“Sekarang para petani maksa semai jadi pada MT II dan MT III nanti tanam serempak kebutuhan air juga serempak sementara kondisi air sangat terbatas,” kata Dadi.
Kondisi ini tentunya akan menyulitkan distribusi air, karena posisi air hanya mencukupi untuk 12.000 hektare lahan sawah.
Golongan III yang berada di wilayah Cantigi, Lohbener dan sekitarnya yang programnya mulai garap di awal Januari sudah ikut menggarap lahan.
Ketika tanam rendeng mungkin tidak akan menjadi persoalan karena air dibantu dari curah hujan yang sudah mulai merata. Namun saat musim tanam ke II dan MT III ini penggunaan air akan serempak, dan itu tidak memungkinkan Bendung Rentang menyuplai semua areal sawah jika tidak terprogram.
BACA JUGA:Capres Anies Mudik ke Kuningan