MADINAH- Jamaah haji Indonesia diimbau menjaga kondisi fisik usai melaksanakan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Jamaah juga diimbau menyesuaikan aktivitas dan tidak memaksakan diri selama berada di Kota Madinah.
Pesan tersebut disampaikan oleh Kasi Kesehatan Derah Kerja (Daker) Madinah, dr Karmijono di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah pada Sabtu lalu, 29 Juni 2024.
Operasional haji 1445 H/2024 M memasuki tahap pemulangan ke Tanah Air dan pergeseran ke Madinah. Jamaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang I secara bertahap dipulangkan dari Makkah menuju Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah sejak 22 Juni 2024.
Sementara jamaah haji yang berangkat pada gelombang II, secara bertahap diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah sejak 26 Juni 2024. Pemulangan jamaah haji gelombang II dari Madinah ke Tanah Air akan mulai berlangsung pada 4 Juli 2024.
BACA JUGA:Ragam Curhat Warga saat Pemilu Awal: Butuh Jaringan PDAM Plus Sosialisasi Pilkada
“Jamaah haji semua sudah dalam kondisi kelelahan capek. Petugas yang mendampingi dan mengawal jamaah juga dalam kondisi kelalahan. Sehingga, sebaiknya begitu sampai ke Madinah upayakan untuk istirahat sampai bugar. Karena ibadahnya (haji) Bapak-Ibu sudah selesai di Makkah,” tuturnya.
“Jamaah saat berada di Madinah ini tinggal bersenang-senang (menikmati proses ibadah sesuai kemampuan fisik, red), memulihkan kekuatan supaya nanti kembali ke tanah itu dengan wajah yang lebih bugar. Kalau bersenang-senang ternyata sakit itu berarti salah senang-senangnya. Artinya jangan memaksakan diri untuk hal-hal menjalani ibadah sunnah, tetapi mengabaikan kondisi kesehatan,” lanjutnya.
Karmijono menyampaikan faktor kelelahan memicu jamaah jatuh sakit. Karenanya, pihaknya mengimbau jamaah untuk menyesuaikan aktivitasnya selama di Madinah.
“Ini masih lanjutan jamaah yang mengalami kelelahan setelah Armuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jamaah,” jelas Karmijono, dikutip dari laman resmi Kemenag.
BACA JUGA:Pertimbangan Matang, Gerindra Pasangkan Suhendrik dengan Eti untuk Pilkada Kota Cirebon
Menurutnya, jamaah pada umumnya tidak mengaku dirinya merasa sakit. Jika ditanya, jawabnya selalu tidak merasa apa-apa. Padahal kondisinya mulai tidak ingin makan dan minum, misalnya. “Kondisi demikian membuat tubuh semakin rentan dan harus segera dikonsultasikan ke petugas kesehatan. Andaikan diperlukan untuk dirujuk ke rumah sakt Saudi, tentu akan kita rujuk,” pungkasnya. (rc)