Jalur pendaftaran peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) menjadi salah satu jalur dengan jumlah pendaftar terendah hingga hari ketiga pelaksanaan PPDB Tingkat SMA/SMK tahap kedua di Kota Cirebon, Kamis 27 Juni.
Sebagai informasi, pada tahun ini, jalur PDBK mendapatkan kuota sebesar 5 persen dari total keseluruhan kuota sekolah.
Jalur ini dibuka untuk memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas agar dapat bersekolah di SMA/SMK Negeri dan untuk meningkatkan inklusivitas dalam dunia pendidikan.
Sekretaris PPDB SMAN 4 Cirebon, Aesah MPd, menyatakan bahwa hingga Kamis 27 Juni sore, tercatat sebanyak 253 orang mendaftar ke SMAN 4 Cirebon dan sudah terverifikasi 149 orang.
Rinciannya adalah 22 siswa dari jalur perpindahan orang tua/anak guru, 36 siswa dari jalur prestasi kejuaraan, dan 91 siswa dari jalur prestasi rapor.
Sementara itu, belum ada yang mendaftar melalui jalur PDBK.
“Kami belum menerima pendaftar untuk jalur PDBK hingga Kamis 27 Juni2024 sore. Pendaftar terbanyak berasal dari jalur prestasi rapor,” ungkap Aesah kepada Radar Cirebon.
Aesah menyebutkan bahwa meskipun jalur PDBK memiliki kuota sebesar 5 persen, namun jalur ini merupakan yang paling minim pendaftar.
Jika hingga akhir masa pendaftaran PPDB SMA/SMK tahap 2 jalur PDBK tidak mencapai target, maka kuotanya akan dialihkan ke jalur pendaftaran prestasi akademik berdasarkan nilai rapor.
“Jika pendaftar dari jalur PDBK tidak mencukupi, maka kuotanya akan dialihkan ke jalur nilai rapor, karena jalur ini memang memiliki pendaftar terbanyak,” tambahnya.
SMAN 4 Cirebon tahun ini menerima total 432 calon peserta didik baru, dengan rincian 216 siswa dari jalur Zonasi, 65 siswa dari Afirmasi KETM, 86 siswa dari Prestasi Rapor, 22 siswa dari Prestasi Kejuaraan, 22 siswa dari Afirmasi Perpindahan Orang Tua dan Anak Guru, serta 21 siswa dari Peserta Didik dengan Kebutuhan Khusus.
“Alhamdulillah, pada tahap pertama kami sudah memenuhi kuota calon peserta didik di SMAN 4 Cirebon. Untuk tahap kedua ini, kami masih membutuhkan 35 persen atau 151 siswa lagi untuk memenuhi kuota yang tersedia,” jelasnya.
Di sisi lain, pelaksanaan PPDB tingkat SMA/SMK yang memberikan prioritas pada jalur zonasi dan afirmasi KETM membuat para orang tua siswa merasa kebingungan.
Mereka harus merancang strategi agar anak-anak mereka dapat diterima di sekolah negeri pilihan.
Salah satu orang tua, Satori, mengaku kebingungan dalam memilih sekolah untuk anaknya.